IJN - Banda Aceh | Ketua Harian KONI Aceh, Kamaruddin Abu Bakar atau akrab dengan panggilan Abu Razak, mengingatkan kepada generasi muda Indonesia khususnya generasi Aceh agar tidak melupakan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Menurutnya, tidak mudah untuk merebut kemerdakaan dari tangan penjajah.
Hal itu disampaikan Abu Razak saat wawancara dengan Media INDOJAYANEWS.COM terkait dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional, di Banda Aceh, Senin 11 November 2019.
"Menurut saya, peringatan Hari Pahlawan ini merupakan suatu kebanggaan, bagaimana kita menghargai jasa-jasa para Pahlawan kita. Ini harus kita peringati selalu sebagai bentuk penghargaan kita kepada para pahlawan bangsa. Itu momentnya harus kita ingat, walaupun dengan Al-Fatihah," kata Abu Razak.
Peringatan Hari Pahlawan setiap tahunnya di Indonesia, ujar Abu Razak, merupakan bukti Bangsa Indonesia mengistimewakan para pahlawan bangsa. Ia juga menyebutkan sejumlah nama pahlawan asal Aceh yang dikenang secara nasional, seperti Teuku Umar, Teuku Chik Di Tiro, Cut Nyak Dhien dan beberapa tokoh lainnya.
"Saya tidak membedakan para pahlawan dari berbagai daaerah di Indonesia, yang pasti mereka turut andil dan sangat besar jasanya untuk kemerdekaan. Tanpa mereka, mungkin saat ini kita tidak bisa memperoleh kemerdekaan yang hasilnya kita rasakan hari ini," ujarnya.
Radio Rimba Raya
Abu Razak juga menyinggung perjuangan Aceh dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang perannya sudah tidak diragukan lagi untuk negeri ini. Ketika semua daerah di Indoensia sudah ditaklukkan oleh penjajah, Aceh masih berdiri kokoh dan mengumumkan bahwa Indonesia masih berdiri tegak, buktinya, Aceh masih ada.
"Diakui atau tidak, Aceh sangat berjasa untuk kemerdekaan Indonesia, sehingga Aceh disebut sebagai daerah modal kemerdekaan. Karena pada saat itu seluruh daerah di Indonesia sudah di bawah kekuasaan penjajah, sudah ditaklukkan semuanya, maka Aceh tampil sebagai penyelamat, berdiri tegak untuk mempertahankan Indonesia," jelas Abu Razak.
Mantan pejuang Kemerdekaan Aceh Merdeka (GAM) tersebut juga menyinggung peran Radio Rimba Raya yang berada di wilayah tengah Aceh. Peran Radio tersebut sangat besar, kata Abu Razak.
"Radio Rimba Raya ini yang mengumumkan ke seluruh dunia bahwa Indonesia masih ada, Indonesia belum ditaklukkan, karena memang Aceh masih berdiri kokoh saat itu, Radio Rimba Raya itu kan posisinya di Aceh, sangat besar perannya untuk kemerdekaan Indonesia," ucapnya.
Namun, Abu Razak mengaku sedih, karena saat ini kondisi Radio yang pernah berjasa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia itu justru tidak terurus dengan baik sebagaimana harapan.
"Saat kami datang beberapa waktu lalu, kondisinya sudah jadi hutan, tidak diurus. Kita berharap Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk menjaga situs itu. Harus dihidupkan kembali untuk mengenang jasa para pahlawan kita, jangan terbengkalai seperti ini, sedih kita melihatnya," ungkapnya.
Generasi muda sibuk di warung kopi
Sekjend Partai Aceh itu juga mengaku prihatin dengan kondisi generasi muda Aceh yang saat ini sibuk menghabiskan waktunya di warung kopi. Menurutnya, menghabiskan waktu nongkrong di warung kopi seharian bukanlah bagian dari cita-cita kemerdekaan Indonesia.
"Kalau generasi muda kita asik nongkrong di warung kopi, ini justru membuat kita tidak maju, kita bakal tertinggal jauh dari orang lain yang terus bekerja untuk menggapai cita-cita yang lebih baik. Orang lain sibuk berpikir dan bekerja bagaimana agar bisa maju dan tidak menjadi pengangguran, tapi generasi muda kita sibuk habiskan waktu di warung kopi," katanya.
Abu Razak mengingatkan, pemuda perlu meneladani para pahlawan bangsa, agar cita-cita kebangsaan bisa diraih, sehingga generasi muda yang dulunya sangat besar andilnya dalam memerdekaan Indonesia, kini juga memberikan peranan penting dalam mengisi ruang kemerdekaan yang telah diraih generasi sebelumnya.
"Satu hal lagi, jangan sibuk dengan narkoba, sibukkan diri dengan hal-hal berguna, sesuatu yang sehat, agar otak generasi muda ini tetap sehat, badannya tetap bugar, dengan begitu akan lebih muda dalam mencapai cita-cita. Kalau sudah pakai narkoba itu sudah hancur kita, rusak generasi Aceh kedepan," sesalnya.
Ketua Harian KONI Aceh itu juga mengaku terus mendukung pemerintah dalam menyukseskan berbagai program olahraga dari pemerintah, supaya generasi muda senang berolahraga, dan jauh dari narkoba.
"Mari dukung kita dalam menjalankan program pemerintah, kita jadikan generasi muda Aceh ini sibuk dengan ibadah dan olahraga, sehingga jauh dari peredaran narkoba. Kita tidak mau generasi Aceh hancur karena narkoba," pungkasnya.
Penulis: Hidayat. S