05 Jul 2020 | Dilihat: 1491 Kali

Akademisi: Pemerintahan Aceh Babak Belur, Program Aceh Hebat Berjalan Autopilot

noeh21
Usman Lamreueng. Foto: IJN-
      
IJN - Banda Aceh | Akademisi Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh Besar, Usman Lamreung, kembali mengomentari kondisi Pemerintah Aceh selama berada di bawah kepemimpinan Ir H Nova Iriansyah MT.

Menurutnya, kinerja Pemerintahan Aceh di bawah kekuasaan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah atau sejak Irwandi Yusuf ditangkap oleh KPK, tidak pernah sepi dari hujan kritik akibat buruknya kinerja para pembantunya.

Kata Usman Lamreung, beberapa program bermasalah dan mencuat ke ruang-ruang publik hingga menggundang sorotan dan kritikan dari berbagai pihak, mulai dari kasus Polemik Bibit Padi, Leumo Pijut, dan Trans Continent yang angkat kaki dari Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, sehingga memperburuk citra investasi Aceh.

Kemudian, kasus Empang Breuh Berlogo Biru, hilangnnya anggaran dayah, angin surga pengelolaan Migas Blok B yang gagap direspon. Namun, buzzer sudah lambong-lambong kupiah mengklaim hasil perjuangan selama 44 tahun, hingga peruntukan rumah dhuafa yang terindikasi salah sasaran.

"Itu adalah program-program yang kita tahu bermasalah karena mencuat ke ruang publik baik di liput media maupun investigasi warga. Bisa jadi masih banyak program-program lain yang tidak jalan dan bermasalah, namun belum terungkap ke publik," ujar Usman Lamreung.

Kepada Media INDOJAYANEWS.COM, Minggu 5 Juli 2020, Usman mengungkap, belakangan terkuak program di sektor keparawisataan yang tidak berjalan. Dari sepuluh destinasi parawisata prioritas nasional, Aceh tidak masuk satu pun.

Padahal, kata Usman Lamreung, apa yang kurang potensi keparawisataan Aceh dengan posisinya juga paling strategis karena dekat dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura yang merupakan pintu gerbang masuknya wisatawan mancanegara ke Indoensia. 

Menurutnya, kegagalan ini mengindikasikan lemahnya visi sekaligus supervisi program Pemerintahan Aceh. "Program Aceh Hebat berjalan seperti auto pilot, terkesan ka lheuh ka keuh, anggaran terserap selesailah urusan. Soal tak berdampak bagi masyarakat tidak masuk pikiran, karena para pejabat dan pembantunya bermental asal bapak senang (ABS)," kata Usman.

Lebih lanjut Magister Ilmu Politik ini menjelaskan, respon dari Plt Gubernur pun seperti pemadam kebakaran. "Ketika rakyat ribut baru turun ke lapangan sambil bergaya mogenya, lalu seperti biasa berakhir dengan aksi-aksi simbolis, puisi, dan berfilsafat yang menimbulkan sorotan baru dari publik," katanya.

Tindakan Plt Gubernur itu dianggap sebagai bentuk masih lemahnya managemen kepemimpinan, karena belum mampu mendorong para pembantunya dalam merealisasikan berbagai program Aceh Hebat, malah SKPA-SKPA menuai berbagai masalah, menyebabkan timbulnya ketidak percayaan publik pada Pemerintah Aceh. 

Usman Lamreung berpendapat, Plt Gubernur Nova Iriansyah harus membenahi kinerjanya, seperti menertibkan lingkaran yang sengaja rajin memuji-muji, sebab sejatinya mereka yang suka memuji karena ingin menjatuhkan.

"Plt harus mereshuffe tim dan kabinet ekonominya mulai stafsus pembangunan dan ekonomi hingga kepala-kepala dinas yang program SKPAnya jelas-jelas gagal, tidak jalan dan bermasalah seperti Dinas Peternakan, DPMTSP, Badan Dayah, Dinas Parawisata, mereka harus masuk dalam daftar pertama yang harus direshuffe," tutup Usman Lamreung.

Penulis: Hidayat. S
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas