16 Nov 2019 | Dilihat: 817 Kali

Akibat Bangkai Babi, Warga Aceh Singkil Resah dan Enggan makan Ikan

noeh21
Bangkai Babi, mengapung diarela Sungai Singkil
      
IJN - Aceh Singkil | Dampak dari hanyut mengapung nya puluhan ekor bangkai babi melintasi Sungai Singkil menuju kelaut, mengakibatkan warga Kabupaten Aceh Singkil resah dan menimbulkan keenganan serta ketakutan warga mengkonsumsi ikan.
 
Warga khawatir dan takut kalau ikan-ikan tersebut terkontaminasi bakteri atau virus dari bangkai babi yang hanyut tersebut.
 
Seperti yang disampaikan salah seorang warga Singkil, Ani, Sabtu, 16 November 2019 mengatakan, saat ini ia tidak membeli ikan.
 
Sementara ini, untuk lauk dirumah, ia lebih memilih membeli telur. "Karena takut, ikan-ikan tersebut nantinya terjangkit dengan virus bangkai babi yang hanyut," ungkapnya.
 
"Kalau tidak telur, ya daging ayam ataupun sapi. Paling tidak mengganti ikan laut dengan mengkonsumsi ikan kolam seperti ikan lele, gurame atau nila. Tapi itupun lihat juga asal ikan tersebut dari mana," tuturnya.
 
Pantauan wartawan, sejumlah pasar ikan di ibukota Kabupaten Aceh Singkil terlihat sepi dari pembeli.
Meski, pasca hanyutnya bangkai babi memasuki Sungai Singkil, harga jual ikan laut anjlok drastis.
 
Sebelumnya, salah seorang warga Rantau Gedang, Kecamatan Singkil, Sabri mengatakan, sebanyak puluhan bangkai babi terlihat melintasi dari sungai tempat tinggalnya.
 
"Bangkai babi itu hanyut melintasi Sungai Singkil menuju Laut Aceh Singkil," ungkapnya.
 
Dari informasi yang dihimpun IJN, bangkai babi yang mengapung ke Sungai Singkil tersebut diperkirakan dari beberapa peternakan babi di Sumatera Utara seperti di daerah Tigalingga, Kabupaten Tanah Karo dan daerah Sidikalang, Kabupaten Dairi, yang melintasi Sungai Alas Kutacane hingga bermuara ke sungai Subulussalam dan Aceh Singkil.
 
Penulis : Erwan
Editor    : Mhd Fahmi