IJN - Jakarta | Nyekar atau ziarah kubur jadi salah satu tradisi yang dilakukan umat Muslim jelang Ramadhan. Bagaimana hukum ziarah kubur sebelum Ramadhan?
Ziarah kubur menjadi salah satu agenda wajib jelang Ramadhan. Biasanya keluarga akan berkumpul dan pergi ke makam sanak saudara yang telah meninggal dunia.
Saat nyekar, kuburan akan dibersihkan, ditaburi bunga sekaligus mendoakan almarhum agar dimaafkan segala dosa selama hidupnya.
Hukum ziarah kubur sebelum Ramadhan dalam Islam
Kyai Wahyul Afif Al-Ghafiqi menyebut Islam tak melarang tradisi ziarah kubur. Bahkan, ziarah kubur menjadi salah satu ibadah yang dianjurkan.
"[Ziarah kubur] adalah tradisi yang baik dan merupakan bentuk ibadah yang dianjurkan dilakukan di dalam agama Islam," kata Wahyul saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, jangan sampai umat Islam salah kaprah dengan tradisi ini. Jangan sampai ziarah digunakan untuk meminta doa kepada leluhur atau kuburan.
Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Rumadi Ahmad mengingatkan agar tradisi nyekar atau ziarah kubur tersebut jangan sampai menjadi hal musyrik.
"Yang tidak diperbolehkan itu memang yang terlalu mengagungkan makam, meminta-minta di kuburan," kata dia.
Menukil NU Online, mulanya Rasulullah SAW juga melarang tradisi ziarah kubur. Alasannya, karena keimanan masyarakat saat itu masih lemah dengan pola pikir yang masih didominasi kemusyrikan dan kepercayaan kepada para dewa dan sesembahan.
Larangan itu dikeluarkan karena Rasulullah khawatir, tradisi berziarah malah jadi ajang menyembah kuburan. Tapi, seiring waktu tradisi ziarah pun diizinkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini dijelaskan dalam hadis berikut:
Øديث بريدة قال : قال رسول الله صلى الله علية وسلم :"قد كنت نهيتكم عن زيارة القبور Ùقد أذن لمØمد ÙÙŠ زيارة قبر أمه Ùزورها Ùإنها تذكر الآخرة"رواة الترمذي
Artinya:
"Rasulullah SAW bersabda 'Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah..! Karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat'."