IJN - Sabang | Sebagai upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mendorong terciptanya industri dan produk produk yang bisa bersaing dipasar Internasional, Bea Cukai dan Pemko Sabang membahasnya dalam Fokus Group Discussion (FGD), Kamis, 9 Januari 2020.
Dalam Fokus Group Discussion yang digelar di Aula Kantor Bea Cukai tersebut turut hadir Wakil Walikota Sabang Drs Suradji Junus, Kepala Kanwil DJBC Aceh Safuadi sebagai pembicara dan juga Pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang terkait.
Dikatakan Wakil Walikota Sabang Drs Suradji Junus, Pemerintah Kota Sabang sangat serius dalam pengembangan potensi industri dalam meningkatkan PAD di Kota Sabang.
“Saat ini Pemerintah Kota Sabang sedang fokus untuk mengembangkan dua sektor industri, yaitu industri pariwisata dan industri perikanan," ujar Bupati.
Disampaikan Wakil Walikota, patut diakui, Tugu Kilometer Nol Sabang pada tahun 2019 dinobatkan sebagai Juara 1 Destinasi Unik Terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2019, dan juga hasil kelautan dan perikanan di Kota Sabang yang sangat melimpah dan tidak dimiliki oleh tempat - tempat lain selain perairan Sabang.
Sementara Kepala Kanwil DJBC Aceh Safriadi memaparkan, guna mendongkrak tumbuhnya perekonomian yang diiringi munculnya industri-industri baru diwilayah Aceh khususnya wilayah Sabang, diharapkan dapat menciptakan peluang-peluang produk yang memiliki nilai jual tinggi untuk bisa bersaing dipasar global.
“Sudah saatnya Aceh, khususnya Kota Sabang harus maju, produktif dan mandiri dengan mengeksplorasi produk-produk yang bersifat unik dan memiliki ciri khas yang tidak ada di daerah lain,” terang Safriadi.
Dijelaskan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki fungsi salah satunya sebagai Industrial Assistance yang memiliki peran sangat besar dalam mendorong dan memfasilitasi pertumbuhan dan pengembangan industri-industri, dengan demikian sangat diperlukan dukungan serta sinergitas dari Pemerintah Kota Sabang dalam merumuskan kebijakan-kebijakan daerah yang produktif.
“Dalam perubahan era global hanya ada tiga komoditi ekspor yang bisa dikembangkan di Indonesia, yaitu Jasa dan Teknologi Informasi, Makanan, dan Kelautan," ungkapnya.
Lanjut disampaikan Kakanwil DJBC Aceh, saat ini Aceh telah memiliki potensi komoditi tersebut, dan sangat diperlukan adanya pihak yang dapat fokus mengurusi tentang produk - produk tersebut, termasuk mencari pembeli dibeberapa negara asing, agar dijadikan sebagai komoditi ekspor.
Terakhir dikatakan, melalui FGD ini diharapkan dapat menemukan satu persepsi dan langkah sinergi Pemerintah dalam hal ini Bea Cukai dan Pemerintah Kota Sabang dalam mendorong terciptanya industri dan produk produk yang bisa bersaing dipasar Internasional, sehingga akan berdampak pada peningkatan perekonomian Kota Sabang termasuk melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Penulis : Iin