13 Sep 2020 | Dilihat: 1344 Kali

Bertambahnya TKA China Masuk Ke Nagan Raya, Pemerintah Aceh Hanya Diam

noeh21
TKA China sampai di Banda Nagan Raya. Foto ist
      
IJN - Banda Aceh | Beberapa pekan terakhir publik Aceh dihebohkan dengan kembalinya 41 orang Tenaga Kerja Asing (TKA) China ke Kabupaten Nagan Raya. 

Dr. Taufik Abdul Rahim, SE., M.Si. Pengamat Ekonomi dan politik Aceh mengatakan, 41 TKA China kembali tiba ke Nagan Raya beberapa pekan terakhir membuat publik terkejut dengan terus bertambahnya China yang masuk ke Aceh.

Dr. Taufik Abdul Rahim menyebutkan, 41 TKA asal China tersebut tiba di Nagan Raya melalui Bandara Cut Nyak Dhien untuk bekerja di proyek Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU) 3-4 Nagan Raya dengan perlakuan istimewa.

"Bahkan dengan berbagai alasan yang dinilai sangat dipaksakan, seolah-olah mesti diterima agar dapat menjalankan tugas sehingga aktivitas industri tersebut tidak tersendat dan terhenti,"sebut Taufik Abdul Rahim. 

Taufik Abdul Rahim mengatakan, apakah benar teknologi permesinan dan aktivitas industri modern yang digunakan oleh PLTU 3-4 Nagan Raya sangat demikian canggih. "Sehingga aktivitas dan kerja tidak dapat dilakukan oleh tenaga kerja dalam Negeri, domestik, dan bahkan putra Nagan Raya itu sendiri,"Kata Taufik Abdul Rahim, Pengamat Ekonomi Aceh, Sabtu 12 September 2020.

Ditengah meningkatnya jumlah angka pengangguran di Provinsi Aceh akibat dampak daripada Covid-19, Taufiq Abdul Rahim menilai, masih ada usaha secara masif dan sistematik memasukkan TKA China.

"Pemerintah Aceh hanya diam saja dan dibuat tidak berdaya, dengan menerima mereka sebanyak 41 orang TKA China, serta sebelumnya 39 TKA China yang telah tiba terlebih dahulu di Nagan Raya,"ungkap Taufik Abdul Rahim.

Ia menyebutkan, angka pengangguran semakin meningkat di Provinsi Aceh, namun "apakah merasa pura-pura tidak menganggur" sehingga dianggap inilah salah satu cara pemerintah Aceh dinilai sangat terbuka serta kompetitif dengan menerima tenaga kerja dari mana saja, agar merangsang investasi dan penanaman modal di Aceh.

"Masuknya TKA China di Aceh, dinilai menggadaikan harga diri serta martabat, karena ingin dikenal terbuka, sementara pengangguran di Aceh tidak diperhatikan, serta belum tentu diterima bekerja pada proyek investasi asing,"sebut Dr. Taufik

Taufik menduga ada agenda tersembunyi yang tidak mampu dihadapi Pemerintah ataupun elite Aceh terhadap penerimaan TKA China, sehingga perlakuan sangat istimewa terhadap TKA yang masuk ke Aceh.

"Jika ini terus dibiarkan dengan alasan ekonomi, politik dan lainnya, sementara pengangguran di Aceh terus bertambah, baik tenaga kerja lokal dan domestik, juga dinilai belum tentu diterima bekerja di proyek PLTU 3-4 tersebut, ibarat pepatah Aceh "Buya Krueng Teudong-Dong, Buya Tamong Meuraseki,"Tegas Dr. Taufiq Abdul Rahim, Pengamat Ekonomi dan Politik Aceh.

Diperlukan sikap bijaksana serta tegas pemerintah Aceh terhadap adanya TKA China yang masuk ke Aceh. Dr. Taufik Abdul Rahim menjelaskan, rakyat Aceh masih banyak menganggur, jika terus dibiarkan dengan alasan ekonomi, politik dan ketidakberdayaan pemerintah menghadapi TKA China dalam membela Rakyat Aceh. "Maka jelas bahwa Aceh tergadaikan oleh oknum elite Aceh yang mandul dalam memperjuangkan kepentingan rakyat, hanya berfikir untuk kepentingan oknum dan kelompok,"jelasnya.

"Ini menambah daftar ketidakpercayaan rakyat Aceh kepada pemimpin dan elitenya, hanya berfikir untuk kepentingan ekonomi dan politik serta kekuasaan jangka pendek, dan menguntungkan sekelompok oknum, serta abai dan tidak perduli terhadap persoalan rakyat," demikian Tutup Taufik Abdul Rahim dengan Tegas.

Penulis: Hendria Irawan
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas