IJN - Sabang | Badan Penyelenggaraan Bencana Aceh (BPBA) menyelenggarakan Simulasi bencana Gempa bumi dan Tsunami dengan melibatkan ratusan masyarakat yang di pusatkan pada dua titik yakni, Jurong Teupin Layeu dan Jurong Gapang gampong Iboih kota Sabang, Selasa 30 Juli 2019.
Saat diwawancarai media Indojayanews.com, Kasi Darurat BPBA, Fazli Skm, M.Kes mengatakan, BPBA Aceh setiap tahunnya selalu mengadakan kegiatan simulasi bencana, kegiatan simulasi bencana ini kami selalu prioritaskan di beberapa lokasi yang rawan terjadi musibah gempa bumi dan tsunami.
Dikatakan Fazli, di tahun ini simulasi bencana gempa bumi dan tsunami kami adakan disini di kota Sabang, daerah yang termasuk rawan terjadi gempa bumi dan Tsunami, sedangkan untuk simulasi bencana tanah longsor sudah kami laksanakan pada bulan April yang lalu di Trumon Aceh Selatan.
Lanjut dikatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai pembelajaran yang terutama sekali di tujukan kepada Pemerintah, juga kepada petugas, dalam hal ini BPBD (Badan Penyelenggaraan Bencana Daerah)sebagai lembaga koordinasinya, karena ini adalah kesiap-siagaan yang kita lakukan dalam rangka menghadapi tanggap darurat, tegasnya.
Latihan seperti ini harus kita lakukan secara berkelanjutan, agar jika terjadi bencana nantinya,Pemerintah daerah, BPBD, unsur terkait dan juga masyarakat akan memahami bagaimana tahapan-tahapan dalam penanganan tanggap darurat itu sendiri, kata kepala seksi darurat BPBA.
Lebih lanjut dikatakan Fazli, Sebelum pelaksanaan ini BPBA sudah memasang rambu-rambu evakuasi di kota sabang, terutama di daerah-daerah pesisir menuju ke titik aman yang sudah di sepakati.
Kemudian selepas simulasi BPBA juga mengibahkan sirene dan megaphone kepada dua desa lokasi pelaksanaan simulasi ini yaitu desa iboih dan batee shok, tutupnya.
Sementara itu Sekretaris daerah kota Sabang Zakaria,MM, menyambut baik dan berterima kasih kepada BPBA atas pelatihan Simulasi Bencana ini di Kota Sabang, yang melibatkan pemuda, pelajar dan masyarakat.
Menurutnya, simulasi kebencanaan itu sangat penting, dan menjadi bentuk pembelajaran penting kepada masyarakat baik itu dari unsur fasilitator, petugas kebencanaan maupun dari unsur warga masyarakatnya.
Artinya, dari pelatihan ini, petugas maupun masyarakat sudah mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana maupun pasca bencana.
Harapannya, masyarakat dengan pelatihan ini akan terdidik nantinya. Masing- masing masyarakat akan mengetahui di mana posisi yang aman untuk mengurangi korban diri sendiri dan warganya, disamping masyarakat dapat memberi bantuan kepada masyarakat yang lebih memerlukan.
Kerja sama merupakan hal terpenting, jadi dipelatihan simulasi ini melatih rasa kebersamaan dan kerjasama untuk saling tolong-menolong.
"Saya pikir acara ini walaupun banyak kekurangan, tapi saya anggap sukses, karena mungkin setelah dulu tahun 2009 dilaksanakan, baru ini dilakukan lagi. Mungkin rentan waktu yang buat kita lupa,” tutup Sekda Sabang.
Penulis : Windi