08 Feb 2020 | Dilihat: 3571 Kali

Bupati Simeulue Bantah Proyek Pengaspalan Rp 12 Milyar Fiktif

noeh21
Foto pengerjaan jalan ruas jalan di Desa Miteum, Kecamatan Simeulue Barat. Foto direkam pada 08 Februari 2020.
      
IJN - Simeulue I Kegiatan pengaspalan ruas jalan provinsi yakni ruas Nasreuhe Lewak Sibigo pada segmen simpang Batu Ragi simpang Patriot yang sempat dikabarkan fiktif dibantah oleh Bupati Simeulue, Erly Hasim. Saat dihubungi media ini Bupati Simeulue mengatakan kegiatan pengaspalan ruas jalan provinsi yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) tahun 2019, saat ini sedang dalam tahap pengerjaan.

Dikatakan Bupati Simeulue bahwa saat ini ruas jalan yang sedang diaspal oleh PT. Intan Metueh Jaya senilai Rp 12,8 milyar tersebut sempat disebut kegiatan fiktif oleh di beberapa media pemberitaan.

"Anggota DPRK seharusnya profesional dalam bekerja dan tidak selalu memiliki sifat sentimen pribadi," kata Erli Hasim, Sabtu,  08 Februari 2020.

Bupati juga meminta agar anggota dewan yang melakukan kunjungan lapangan ke ruas jalan simpang Batu Ragi hingga simpang Patriot agar dapat memisahkan masalah pribadi dan masalah pengawasan sebagai angggota legeslatif.

"Harusnya dipanggil dulu SKPK terkait pengaspalan yang berada di simpang Batu Ragi simpang  Patriot," ujar Bupati Simeulue, Erli Hasim.

Erli Hasim beralasan pengaspalan dimulai dari Mabaan agar pekerjaan bisa dirasakan oleh masyarakat yang berada di dua desa yang berada di Mukim Sibigo, sebab adanya kegiatan perekonomian masyarakat setiap hari lalu lalang.

"Jika pengaspalan dimulai dari ruas Batu Ragi tentu manfaatnya belum bisa dirasakan masyarakat sebab disana tidak adanya rumah penduduk,"jelas Erli.

Selanjutnya proses pengaspalan yang bersumber dari dana DOKA akan tetap berlanjut di tahun 2020 dan 2021 akan dimulai pengaspalan dari Desa Lhokmakmur hingga ke Desa Lhok Bikhau.

Sehingga nantinya akan bisa memudahkan akses masyarakat antara Mukim Rantai Ranub dan Mukim Sibigo.

Pasalnya masyarakat di dua mukim itu lebih memilih menuju ibukota Kecamatan Simeulue Barat menggunakan rakit penyeberangan laut karena jarak tempuh lebih cepat ketimbang harus berputar arah yang memakan waktu lebih lama.

Sementara Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Kabupaten Simeulue, Berueh Firdaus,SE  menjelaskan bahwa pengaspalan dilakukan di Desa Mabaan dan Desa Miteum yang menghabiskan dana 12 milyar lebih itu lebih mengutamakan atas dasar permintaan masyarakat untuk lebih cepat merasakan manfaat jalan yang telah diaspal.

Kepada media ini Berueh mengungkapkan bahwa sifat pembangunan jalan dana dari APBA menggunakan sistem estafet dan tidak melanggar sebab masih berada di ruas jalan provinsi yakni ruas Nasreuhe Lewak Sibigo.

Terkait pihak nya tidak menanggapi kunjungan lapangan Komisi C DPRK Simeulue yang meminta untuk didampingi pada Kamis (06/02) lalu karena tidak melalui prosedur yakni menyurati Bupati Simeulue.

"Sebab jika DPRK secara kelembagaan tidak menyurati Bupati Simeulue maka dari PU tidak bisa melakukan pendampingan untuk melihat kondisi pengaspalan ruas jalan,"kata Bereueh.

Permintaan data yang dilakukan oleh Ketua Komisi C melalui pesan whats app kepada pegawai Dinas PUPR Simeulue tentu tidak bisa serta merta diberikan data karena harus melalui prosedur antar lembaga.

Untuk diketahui ruas jalan yang saat ini ditangani oleh PT Intan Metueh Jaya sepanjang 3,1 kilometer.

Sebab saat ini ruas jalan provinsi terdapat dua ruas yakni ruas Nasruhe Lewak Sibigo, serta ruas Sinabang Sibigo.

Pengaspalan dimulai dari Desa Miteum karena adanya penduduk disana sesuai kebutuhan masyarakat sementara jika pengaspalan dimulai dari batu ragi hingga simpang Patriot tidak ada penduduk disana.

Kabid Bina Marga PUPR Simeulue itu pun membantah jika proyek pengaspalan disebut kegiatan fiktif, sebab semuanya sudah melalui mekanisme yang benar yakni sudah diusulkan melalui Musrenbang.

"Rekanan nya jelas maka tidak bisa disebut kegiatan fiktif karena melalui proses Musrenbang,"ujarnya. 

Sementara salah seorang pengawas lapangan PT. Intan Metueh Jaya, Dicky menyesalkan pemberitaan yang menyebut kegiatan jalan yang sedang diaspal adalah kegiatan fiktif.

Ia menjelaskan bahwa pekerjaan telah dikerjakan sejak Oktober 2019, kami merasa dirugikan jika disebut kegiatan fiktif. Pasalnya progres sudah mencapai 54 persen.

3.1 KM telah dilapisi material kelas B dan Kelas A, dalam waktu dekat akan dilakukan pengaspalan oleh rekanan. 

Pantauan media ini di lapangan alat berat berada di Desa Miteum dan Mabaan sedang melakukan pemadatan jalan.
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas