IJN - Aceh Timur | Menyikapi merebaknya virus Corona atau (Covid-19) yang sudah banyak memakan korban di 187 Negara. Aktivis Pemerhati Sosial dan Lingkungan ikut menyikapi hal tersebut saat ditemui di salah satu Puskesmas di Aceh Timur, Kamis, 26 Maret 2020.
Pasalnya, semenjak ada himbauan dari Presiden dan Kapolri. Saat ini tidak ada alat deteksi Covid-19 di rumah sakit rujukan seperti Zubir Mahmud ataupun rumah sakit umum Zainal Abidin Banda Aceh hanya untuk memastikan ODP dan PDP positif atau negatif Covid-19.
Darwin atau yang sering disapa Win Eng menyayangkan sikap pemerintah yang selow menyikapi penanganan ODP di Aceh Timur, dengan ketidak ketersediaan rumah karantina untuk katagori orang dalam pengawasan terkait Covid-19.
"Sampai hari ini sudah ada ODP di Aceh Timur yang mungkin saja akan menjadi PDP. Tapi saya menyayangkan sikap pemerintah yang memberikan tanggungjawab itu kepada Puskesmas untuk memantau ODP yang di karantina di rumah masing-masing," terang Darwin.
"Saya juga menyayangkan dengan sikap selownya pemerintah dalam menyediakan alat-alat kesehatan yang bisa mengantisipasi atau mendeteksi Covid-19 tersebut," ungkap Darwin.
Darwin juga menambahkan, untuk alat deteksi Covid-19 rapid aja kita harus ke pusat, apa di Aceh tidak ada uang untuk hanya beli rapid tersebut.
"Kenapa kita selalu bergantung dengan pusat sudah cukup lah kita bermanja-manja dengan pusat.
Rumah sakit BUMN di Medan aja ada rapid masak pemerintah gak bisa membelinya kan lucu nampak kali manja, pemerintah memang manja atau sudah putus urat malu," ungkap Darwan lagi.
Dalam tinjauannya ke puskesmas-puskesmas, Darwin juga menemukan adanya warga yang pulang dari luar negeri yang tidak terdeteksi oleh pemerintah.
"Seperti warga Aceh yang pulang dari Malaysia dari jalur belakang itupun tidak tersentuh pantauan pemerintah. Padahal indikasi terjadinya penyebaran Covid-19 sangat besar kalau pemerintah Aceh seperti ini ada yang sudah dua hari baru ada laporan dari puskesmas jadi kerja Pemda apa,? Saya lihat Pemda selow kali menyikapi hal ini," terang Darwin.
Darwin juga menjelaskan, banyak dana di APBK yang bisa di alokasikan untuk hal ini seperti pengaspalan pusat ataupun dana-dana lain yang tidak urgent kan bisa kita alokasikan untuk penanganan Covid-19 terutama ketersediaan alat seperti rapide dan rumah karantina di kabupaten Aceh Timur.
Dalam hal ini tokoh pemuda Indra makmu ini juga mengapresiasi Kapolres melalui Kapolsek-kapolsek seluruh kecamatan di Aceh Timur dan menyayangkan sikap Dinas Kesehatan dan pemerintah yang selow.
"Dalam sosialisasi dan antisipasi kita lebih melihat peran Polri disini tapi dinas terkait dan pemerintah selow kali, seolah hanya dengan sosialisasi tampa penanganan masalah ini. Ini bencana internasional bukan kaleng-kaleng jadi tolong buat dinas terkait dan pemerintah jangan sepelekan hal ini," harap Darwin.
Penulis : Mhd Fahmi