07 Apr 2024 | Dilihat: 2217 Kali

Direktur RSUD SIM Nagan Raya Bantah soal Pasien Terlantar, Hanya Miskomunikasi

noeh21
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Iskandar Muda (RSUD SIM) Kabupaten Nagan Raya, dr Dedi Afriadi. Foto. Serambi
      
IJN - Nagan Raya | Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Iskandar Muda (RSUD SIM) Kabupaten Nagan Raya, dr Dedi Afriadi membantah terkait adanya pasien diduga terlantar saat menjalani operasi di rumah sakit setempat.
 
dr Dedi Afriadi mengatakan, saat ini pasien telah dirujuk ke rumah sakit (RS) Meuraxa Banda Aceh, tidak terlantar, hanya miskomunikasi antara dokter bedah dan dokter bius.
 
"Hanya miskomunikasi antara dokter bedah dengan dokter bius, namun kini pasien telah dirujuk ke RS Meuraxa Banda Aceh,"kata dr Dedi Afriadi dikonfirmasi IndoJayaNews melalui sambungan telepon. Minggu 7 April 2024.
 
Ia menjelaskan bahwa penanganan terhadap pasien bukan bersifat emergency, hanya operasi biasa. "Pasien bukan emergency, jadi hanyalah operasi biasa, namun kita tetap terus memantau kondisi pasien ,"jelasnya.

Baca juga : Pasien Diduga Ditelantarkan di RSUD SIM Nagan Raya saat Jalani Operasi
 
Ia kembali menegaskan bahwa tidak ada pasien terlantar, hanya miskomunikasi dan pasien pun saat ini telah di tanggani dengan baik dan telah dirujuk.
 
"Dokter bius tidak memberitahu ke ruangan oka bahwa ia telah berangkat ke Banda Aceh sejak pagi, karena keluarga kecelakaan," demikian tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Iskandar Muda (RSUD SIM) Nagan Raya sangat memprihatinkan, dimana seorang pasien diduga ditelantarkan di ruang operasi rumah sakit setempat.
 
Keluarga pasien Riski Bintang Rahmanda kepada wartawan mengatakan, pasien ditelantarkan di ruang operasi selama satu jam.
 
"Pasien sudah masuk ruang operasi selama satu jam, namun tidak jadi diambil tindakan alasan tidak ada dokter bius,"kata Riski Bintang Rahmanda kepada IndoJayaNews, Minggu 7 Maret 2024.
 
Dijelaskan, sebelum menjalani operasi, pasien telah menjalani puasa sejak pagi hingga menjelang operasi. Namun, dia menyayangkan operasi itu tidak jadi dilakukan.
 
"Pasien setelah disuruh berpuasa sejak pagi hingga jelang operasi, namun sampai saat ini tidak dilakukan, dengan alasan dokter bius mengalami insiden kecelakaan," jelasnya.
 
Riski menyebutkan, pasien akan menjalani operasi akibat pembekuan darah dibawah lidah. Akibat itu, pihak keluarga membawa pasien untuk menjalani operasi di rumah sakit.
 
"Sesampainya di IGD, pihak dokter rumah sakit menyarankan pasien untuk dirujuk ke Banda Aceh. Namun dokter balik lagi dengan mengatakan pasien dapat dilakukan operasi di RSUD SIM dan pasien disarankan berpuasa sebelum operasi dilakukan," sebutnya.

Selanjutnya, setelah mengambil puasa, pasien akan menjalani operasi pada pukul 2.00 WIB. Dan setelah masuk ke ruang operasi selama satu jam, pasien dikeluarkan lagi dengan alasan tidak jadi mengambil tindakan.
 
"Berdasarkan info pihak rumah Sakit, dokter bius dari Banda Aceh belum datang karena kecelakaan dalam perjalanan ke Nagan Raya. Pertanyaan kita apa betul kecelakaan, sedangkan pasien sudah satu jam di ruang operasi, seharusnya saat pasien sudah berada diruang operasi, dokter sudah disekitaran rumah sakit,"lanjutnya.
 
Menurut Riski, sebelum pasien masuk ruang operasi, pihak rumah sakit harusnya terlebih dahulu mengkonfirmasi pihak keluarga, dan kenapa baru dikonfirmasi satu jam setelah masuk ruang operasi.
 
"Operasi di RSUD SIM tertunda karena tidak ada dokter bius, dan pasien kini harus di rujuk ke rumah sakit Banda Aceh, padahal di RS Meulaboh bisa juga namun sudah penuh. Padahal ini hanyalah operasi biasa, bukan operasi berat,"ucapnya
 
 
 
Penulis : Hendria Irawan
Editor : Redaksi