05 Jan 2019 | Dilihat: 364 Kali

Donasi IKA Smansa Pringsewu 1997 di Tenda Pengungsi

noeh21
Koordinator penggalangan donasi kemanusiaan IKA Smansa Pringsewu 1997, Muzzamil, bersama warga pengungsi penyintas tsunami di posko pengungsian Desa Sukaraja, Rajabasa, Lampung Selatan. Foto: Muzzamil
      
IJN | Lampung Selatan - Ikatan Keluarga Alumni (IKA) SMA Negeri 1 (Smansa) Pringsewu angkatan 1997 menyalurkan bantuan bagi pengungsi penyintas tsunami pascaerupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) Selat Sunda 22 Desember 2018, di check point posko pengungsian SMPN 2 Rajabasa, Desa Sukaraja, Lampung Selatan, Jum'at (4/1/2019) malam.

Melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (5/1/2019), koordinator penggalangan donasi kemanusiaan IKA Smansa Pringsewu, Muzzamil menjelaskan, bantuan hasil galang donasi sejak 27 Desember 2018 itu berupa 50 paket pakaian layak pakai, selimut, karpet lantai, sapu ijuk. Juga, MCK kit, Mom's kit, dan seragam siswa kelas 1 dan 2 SD.

Bantuan diterima langsung oleh Titin dan Junaidi, serta koordinator posko pengungsi, Wawan yang hadir belakangan, mewakili 300-an warga pengungsi dan korban tsunami asal Desa Sukaraja dan sekitarnya.

Puluhan ibu dan anak-anak tampak gembira menerima bantuan itu. Sejumlah ibu nampak terharu melihat anak-anaknya mencoba langsung pakaian seragam sekolah agar pas saat dikenakan, menjelang libur usai. "Sekolah semua ya? Semangat ibu-ibu? Lampung Selatan?" pekik Muzzamil, yang coba menyemangati warga. "Kuat," sahut mereka berkelimun di samping tenda dapur umum milik Bank Indonesia, kompak.

Sebelum ke lokasi, Muzzamil mengaku sempat memantau obyek distribusi logistik dan obat-obatan yang kian hari kian terkelola baik di semua posko pengungsi.

"Mulai Desa Cugung, Kunjir, Way Muli Timur, Way Muli, Way Muli Lunik, Sukaraja, dan Banding, saya simak tata kelola distribusi agar tak overlap makin baik," komentarnya. "Saya juga salurkan logistik mie instan dari guru kami, Pak Budi dan Bu Suwarni, ke posko pengungsian Dusun Blajung, Desa Canti, Rajabasa, lewat salah satu wakil warga, Pak Yusuf," tambahnya.

Sementara, Ketua IKA Smansa Pringsewu 1997, Dicka Dwiaji berharap bantuan itu dapat turut meringankan beban kerugian materi dan dampak psikososial para korban. "Secara tak langsung, kegiatan ini menumbuhkan rasa solidaritas dan tolong menolong antarsesama, dengan tidak memandang suku, agama, ras dan antargolongan. Sesuai ajaran agama apa pun dan sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia," ujar pemusik band rock Spandex yang melegenda di Lampung sejak akhir 1990-an ini.

Mewakili jejaring alumni, Dicka pun berharap kegiatan positif itu dapat dilanjutkan untuk menolong sesama, seraya berpesan agar penggalangan bantuan bisa dikoordinasi lebih awal, hingga penyalurannya tepat sasaran dengan kerjasama dan soliditas tim.

"IKA Smansa Pringsewu mengucapkan dukacita, belasungkawa mendalam kami atas terjadinya bencana ini. Besar harapan, pascatsunami ini semua korban bisa segera beraktifitas seperti sediakala dan hidup normal kembali. Tak lupa berdoa pada Sang Khalik agar selalu dalam lindungan-Nya. Tetap semangat, badai pasti berlalu, aamiin," tutup Dicka, yang kini ASN Dinkes Kabupaten Pringsewu itu.

Di grup Whatsapp alumni sekolah negeri tertua di Pringsewu, bertagline Sekolah Para Juara itu, sejumlah alumnus turut menanggapi nukilan foto dan video pendek kegiatan yang dikirim Muzzamil dari lokasi.

"Alhamdulillah, terharu melihat mereka. Ayo sisihkan sebagian harta kalian buat mereka, sedekah akan melebihkanmu, yakinlah janji Allah. Indahnya berbagi," kata Heni Restuti, alumnus, berpesan.

Alex Ramora, alumnus lainnya, berharap momen itu makin menambah kepedulian terhadap sesama. "Semoga, segala upaya kawan-kawan semua, menjadi ibadah," tanggapnya.

"Mantap," singkat Iwan Nurdin, salah satu alumnus, yang kini Ketua Dewan Nasional Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA). Alumnus lainnya, Kusnadi, mendoakan rehabilitasi sosial pascatsunami bisa cepat me-recovery kembali psikologi warga korban. "Aamiin ya Rabbal Alamin."
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas