IJN - Banda Aceh | Pemerintah Aceh telah menetapkan 11 rumah sakit rujukan sesuai dengan SK Gubernur Aceh Nomor 440/972/2020 Tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu/Covid-19 Provinsi Aceh.
Tarmizi, SP Anggota DPRA Komisi V dari Fraksi Partai Aceh (PA) mengapresiasi langkah pemerintah Aceh untuk mencarikan solusi agar tidak terjadi penumpukan pasien di Rumah Sakit Zaenoel Abidin.
"Jika pasien seluruh Aceh dirujuk ke RSUDZA mau dirawat dimana, seharusnya tidak parah, malah jadi parah," kata Tarmizi Kepada Media, Kamis 26 Maret 2020.
Lanjut Tarmizi, dengan adanya rumah sakit rujukan maka tidak semua pasien dirujuk ke RSUDZA, kecuali yang tidak mampu ditangani di Rumah Sakit Daerah. Umumnya pasien ODP setelah dirawat, keluar hasil lab negatif langsung pulang. Kalau hanya ODP cukup di isolasi di Rumah sakit rujukan daerah.
"Oleh karena itu semua rumah sakit tersebut tidak ada alasan tidak siap. Harus siap, apa yang kurang segera dipenuhi. Yang penting kerjasama yang baik dengan semua pihak terutama dengan mitra kerja terkait dan jangan ngomong ke media siap, tapi faktanya tidak siap," terang Tarmizi.
"Harus jujur, dan tegas, jika tidak siap katakan tidak siap. Biar ditunjuk rumah sakit lain yang lebih siap," tegas Tarmizi.
Tarmizi juga menambahkan, rumah sakit yang sudah ditunjuk dan siap sebagai rumah sakit rujukan, maka persiapan harus terus diupayakan semaksimal mungkin dan ruang isolasi disiapkan segera, minimal sekali 10 ruangan di setiap rumah sakit rujukan.
"Kalau APD jangankan kita di Aceh di seluruh dunia juga lagi susah didapatkan, 189 negara berebut APD saat ini, dan Insya Allah akan segera ada, seperti masker awal april sudah ada karena sedang diproduksi oleh BUMN hampir 5 juta lembar," ungkapnya.
"Kita berharap semua ini akan segera berakhir yang penting yakin dan patuh kepada anjuran ulama dan umara," harap Tarmizi
Penulis : Hendria
Editor : Mhd Fahmi
