IJN - Banda Aceh | Rafli menerima kunjungan akademisi asal Amerika Serika ke kediamannya di kawasan Lueng Bata, Banda Aceh, siang tadi, Minggu 07 April 2019.
Kedatangan akademisi kewarganegaraan negeri paman sam yang sedang melakuan kerja sama dengan salah satu kampus di Aceh itu didampingi dua rekannya, bertujuan menggali makna dari lagu-lagu Rafli yang tersirat filosofi kebesaran bangsa Aceh dan alamnya sejak zaman kerajaan.
Pada kesempatan hang out itu, Rafli menjawab pertanyaan Mrs Sidney, tentang maksud tujuan lagu-lagunya. Rafli menjelaskan bahwa bermaksud menceritakan tentang Aceh kepada khalayak dan mempromosikan bahasa Aceh serta Indonesia.
"Melalui lagu saya tentang Aceh, sengaja dalam bahasa Aceh sebagai bentuk pelestarian bahasa dan promosi bahasa Aceh" jelas Rafli.
Melalui syair lagu, kata Rafli, dia juga ingin menyampaikan bagaimana parahnya kerusakan ekosistem leuser saat ini akibat kebijakan politik yang kurang berpihak kepada alam, hingga atas dasar itulah saya terjun kedunia politik supaya bisa ikut mengawasi kebijakan pemerintah.
Menanggapi petanyaan Sidney tentang Rafli yang selama ini dikenal sebagai seniman. Rafli mengatakan dirinya tetap seniman, namun harus punya kekuatan politik bidang pengawasan agar lebih bisa berbuat untuk rakyat dan Alam Aceh, juga sebagai tindakan dari syair yang saya maksudkan untuk menyadarkan khalayak akan pentingnya berukhwah dengan alam.
Mengakhiri pertemuannya, Rafli juga menampik stigma luar yang menilai Aceh sangat konservatif dengan syari'at islamnya.
"Syariat Islam di Aceh tidak membungkam kreativitas atau memusuhi perbedaan. Rakyat sangat menghargai perbedaan, dan menjunjung perilaku persaudaraan dengan siapapun," sebutnya.
Senada dengan itu, Mrs Sidney yang sejak beberapa waktu belakangan tinggal di Aceh, membenarkan pernyataan Rafli.
"Saya merasakan Aceh yang aman nyaman untuk siapapun," kata Mrs Sidney mengakui pernyataan Rafli.
Penulis : Delky