24 Des 2018 | Dilihat: 963 Kali

Gerakan Hejo Tangani Sampah ala Smart Village

noeh21
      

IJN - Bandung | Langkah lanjutan dari MoU (Memorandum of Understanding) antara DPP Gerakan Hejo, Eka Santosa, Betha Kurniawan, Direktur Cabang Bandung PT. Bintang Bahagia Bersama, dan Irianto, Direktur Pemasaran PT. Dua Bahagia Abadi pada September 2018 lalu, kembali diterapkan di Desa Lengkong Jl. Ciganitri No. 1 Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.

Aplikasinya pada Minggu, 23 Desember 2018, diresmikan pilot poject penanganan sampah melalui inovasi mesin pemusnah sampah ramah lingkungan dan hemat enerji. Penerapannya secara simbolis dipasang teknologi mesin berbahan bakar air dan solar. Tujuan pilot project ini, demi menanggulangi sampah lebih terpadu. Diketahui Desa Lengkong yang dihuni ribuan Kepala Keluarga, selama bertahun-tahun kerap mengalami masalah dalam hal penyimpanan hingga pengolahan sampah rumah tangga, dan industri.  

Pada hari itu, Gerakan Hejo menghadiri penutupan Pelatihan Satgas Smart Village di Desa Lengkong, yang juga sebagai awal pelaksanaan pilot project penanganan sampah terpadu. Peserta pada awal kegiatan ini 20 orang. Mereka ini warga Desa Lengkong dengan kerelaannya, mengikuti pelatihan selama dua hari (22 -23/12/2018). Dua hari mereka menyerap aneka kiat penanganan sampah yang ramah lingkungan dari berbagai pihak, termasuk para pakar persampahan dan lingkungan di tingkat kapupaten Bandung maupun Jawa Barat.

“Semoga prakarsa ini bisa jadi contoh penanganan sampah lebih terpadu. Apalagi berbarengan dengan program Citarum Harum yang dicanangkan Presiden Jokowi sejak Maret 2018, membersihkan sungai terkotor sedunia,” papar Harri Safiari, Wakil Ketua Bidang Media DPP Gerakan Hejo mewakili Eka Santosa, Ketua DPP Gerakan Hejo.

Jenis mesin pemusnah sampah yang akan dipasang di halaman belakang Kantor Desa Lengkong (20 X 10 M2),  menurut Betha Kurniawan mampu mengolah sampai organik dan non organik sebanyak 500 kg per jam. Persisnya, mesin ini berbasis air dan solar dengan perbandingan 1 banding 3, namanya TOSSTM (Tempat Olah Sampah Solair Terpadu Mandiri).

“Kelebihan mesin ini, lebih hemat enerji dan ramah lingkungan. Nanti dipasang sebagai pilot project pada pertengahan Januari 2019,” ujar Betha sambil menjelaskan –“Pada Maret 2019 akan dipasang mesin yang sama dengan dengan kapasitas lebih besar. Areanya masih milik Desa Lengkong seluas kurang lebih 8.000 M2.”

Menurut Agus Salam R, Ketua Satgas Smart Village Desa Lengkong, kehadiran pilot project mesin pemusnah sampah yang ramah lingkungan seperti saat ini, sudah lama mereka harapkan oleh ribuan warga:

“Perhitungan kami ada 10 ton sampah setiap hari di desa kami. Sedikitnya ada 10 perumahan besar disini. Selama ini kami bingung, bagaimana mengolahnya. Dengan adanya TOSSTM, sampah di tempat kami semoga tidak bermasalah lagi.” kata Agus.

Sementara itu H. Ade Wijaya Haryono putra dari H Ano penemu teknologi mesin pemusnah sampah TOSSTM, yang selama ini merasa sejalan dengan Kepala Desa Lengkong Alih Koliawati dalam hal penanganan sampah berbasis ramah lingkungan, kepada redaksi IndoJayaNews menyatakan optimis pilot project ini akan berhasil.

“Bedanya dengan pihak lain yang selama ini kerap menjalin kerjasama di bidang persampahan, Ibu Alih Koliawati mempersiapakan diri dengan matang. Buktinya, puluhan kader digembleng secara teori maupun praktik. Ini awal yang bagus.," Tutur Ade Wijaya.

Secara terpisah Eka Santosa seusai kehadiran Gerakan Hejo ke Desa Lengkong, per telepon menyatakan, Sampah itu bukan sekedar musuh, melalui mesin TOSSTM yang hasilnya bisa berupa pupuk dan pakan ternak, ini perspektif baru bahwa sampah itu teman kita juga. (Harri Safiari)