08 Nov 2018 | Dilihat: 2034 Kali
Gerakan Wadyabala Jokowi ke Ponpes Bustanul Wildan Santri Merias Pengantin
Santri ponpes Bustanul Wildan, Cileunyi Kabupaten Bandung - foto bersama usai melakukan pelatihan rias pengantin oleh Heti Sunaryo (8/11/2018)
IndoJayaNews | Bandung - Kamis pagi (8/11/2018) berlangsung kegiatan khas di pondok pesantren (ponpes) Bustanul Wildan yang didirikan oleh KH. Taju’ Subki pada tahun 1949. Ponpes yang terletak di Jl. Tanjakansari No. 24 Cileunyi, Kabupaten Bandung Jawa Barat, tahun ini sedikitnya diisi oleh 500 santri salafi dari pelosok Nusantara.
Ponpes yang masih berdiri dengan baik di zaman milenial, kini dipimpim tokoh kharismatik KH. Agus Mastur Gufron. Sejak dulu, ribuan alumninya tersebar ke seantero Nusantara. “Mereka bergiat di banyak profesi, mulai dari kiyai hingga wiraswasta sukses, dan PNS pun ada,” papar salah satu menantu pimpinan ponpes ini, Nurjamil Yoesoef Sunardi.
Nah, yang khas hari itu di ponpes yang santrinya ‘mondok’ dan bersekolah formal mulai tingkat SMP hingga perguruan tinggi di kampus-kampus yang berada di Bandung Raya, khusus santriwati yang rata-rata sedang menempuh pendidikan tinggi, mengikuti pelatihan merias pengantin.
Perias Kondang, Yang khas lainnya, pelatihan rias pengantin hari itu, dipimpin langsung juru rias pengantin ‘Sunda’ yang kondang sejak era 1980-an di Bandung. Siapa lagi, kalau bukan Heti Sunaryo. Ia sudah masyhur karena klien-nya bukan dari dalam negeri dari kalangan tertentu, melainkan dari mancanegara. Tak heran, calon pengantin bila ingin memanfaatkan jasanya, harus rela mengantre selama berbulan-bulan sebelumnya.
Menurut kabar, Heti Sunaryo ini kerap melakukan kegiatan sosial yang cukup unik, yakni merias pengantin massal dan kaum tuna netra pada setiap bulan Ramadhan. “Ya, itu sudah merupakan sebuah kewajiban bagi saya,” paparnya singkat, disela-sela memberi petunjuk praktis kepada asisten dan para santriwati.
Di ponpes Bustanul Wildan yang relatif terbuka, Heti Sunaryo bersama tim-nya melatih sebelas santriwati yang rata-rata bestatus mahasiswa UIN (Universitas Islam Negeri), dan Universitas Padjadjaran, bahkan ada pula yang berstatus ibu rumah tangga.
“Saya terkesan dengan penerimaan santriwati di sini. Mereka tampak tulus, dan hasilnya pun bagus. Muncullah inner beauty secara natural, ini sangat menggembirakan,” ujar Heti sambil menambahkan –“Penting keikhlasan itu, buktinya berbekal bahan dan peralatan seadanya, hasilnya sangat bagus. Keterampilan ini penting bagi kita, berguna untuk banyak orang selama kita hidup.”
Sementara itu Wakil Ketua Gerakan Wadyabala Jokowi (GWJ) Jabar, Anton Sartono yang biasa disapa Tonton selaku inisiator kegiatan ini, merasa bersyukur kegiatannya diterima dengan baik.
“Di sini baru sebagian kecil-lah kami kembangkan, sebelumnya bersama rekan-rekan secara sukarela melakukan kegiatan sosial-kemasyarakatan lain di berbagai tempat,” papar Tonton yang diapresiasi langsung kiprahnya oleh pimpinan ponpes KH. Agus Mastur Gufron.
Menurut KH. Agus Mastur Gufron selama pelatihan singkat, namun menurutnya sangat bermanfaat besar bagi pembinaan rumah tangga:
”Siapa tahu kelak, di antara mereka ada yang berniat meneruskan sebagai profesi. Paling tidak, untuk kepentingan keluarga dan lingkup terbatas. Terima kasih atas prakarsa GWJ Jabar, apalagi sampai membawa Ibu Heti Sunaryo ke tempat kami yang sederhana ini. Ini kehormatan besar,” pungkasnya dengan nada lembut penuh wibawa, seusai berfoto bersama. (jp).