IJN - Banda Aceh | Dibangun sejak tahun 2012 silam, kondisi pelabuhan perikanan milik Badan Pengusahaan Kawasan Bebas Sabang (BPKS) di Pulo Breueh-Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, sangat memprihatinkan.
Meskipun sudah menghabiskan ratusan miliar anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN), namun hingga akhir 2019 ini sama sekali belum berfungsi. Pantauan Media INDOJAYANEWS.COM sama sekali tidak ada aktivitas di lokasi tersebut selama satu tahun terakhir.
Malahan, area pelabuhan terpadu milik BPKS tersebut telah ditutupi pepohonan semak dengan ketinggian pohon hingga 2 meter. Yang lebih parahnya lagi, jalan di dalam kawasan pelabuhan sudah ditutupi kotoran lembu sejak beberapa tahun lalu.
Bukan hanya di jalanan, di dalam area bangunan tempat pelelangan ikan pun sudah tak ada lagi tempat berpijak, lantainya sudah dipenuhi kotoran lembu yang sudah mengerak. Lampu-lampu yang bergantungan di atap juga sudah jatuh ditiup angin.
Pintu besi pada bangunan pelelangan ikan pun terlihat sudah copot dan berkarat akibat lama tak digunakan. Selain itu, kondisi atap di beberapa bagian juga mulai rusak akibat ditiup angin.
Deputi Komersial dan Investasi BPKS Agus Salim, beberapa waktu lalu memberikan alasan yang dihadapi BPKS. Menurut Agus Salim, pelabuhan perikanan tersebut belum dapat dioperasikan karena masih banyak kendala, baik masalah sertfikasi aset maupun masalah lainnya.
"Ada beberapa persoalan menghambat, sehingga pelabuhan perikanan tersebut kesannya terbengkalai. Seperti masalah sertifikasi aset dan regulasi terkait perizinan tangkap," kata Agus Salim seperti tulis berita Antara.
"Kami terus berupaya persoalan pembangunan pelabuhan perikanan ini selesai, sehingga bisa dioperasikan pada 2020 mendatang. Pelabuhan ini dibangun karena potensi perikanan di perairan Pulau Aceh yang banyak." demikian ungkap Agus Salim.
Penulis: Hidayat. S