22 Feb 2019 | Dilihat: 1113 Kali

HNSI Jabar Rintis Berdayakan Nelayan ke Indonesia Timur

noeh21
H Nandang Permana, (kiri) Ketua HNSI Jabar di Sekertariat Jl. Gatot Subroto No. 197A Kota Bandung, dan rekannya Sukendri, Pebisnis Ikan asal Indonesia Timur -- Klop, mengentaskan kemiskinan nelayan Jabar. Foto ; Harri Safiari
      

IJN - Jawa Barat | Ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Jabar, H. Nandang Permana,  Ketua HNSI pada Jumat,  22 Februari 2018, ditemui di Sekertariatnya Jl.  Gatot Subroto No.  197A Kota Bandung,  mengungkapkan realisasi upaya peningkatan taraf hidup nelayan Jabar,  sedang dirintis bersama jajarannya. 

'Sudah 30 nelayan Jabar asal Kabupaten Garut tinggal di Desa Patani (Kec.Patani Selatan, Halmahera Tengah, Maluku Utara),  dibawa sejak Januari 2019. Nah,  tiga di antaranya ada disini. Yang tiga nelayan ini untuk membawa puluhan lainnya, " papar Nandang yang didampingi rekannya pebisnis ikan asal Maluku Sukendri yang akrab disapa Ken. 

Menurut Ken yang merasa terbantu dengan program HNSI Jabar, yakni bantuan sebagian nelayan asal Jabar untuk menggali potensi perikanan di Indonesia Timur: "Program ini sejatinya sudah lama kami nantikan,  kebetulan HNSI Jabar katanya sudah lama mencari mitra,  jadi kloplah kami ini."

Lebih lanjut Nandang menyatakan,  bahwa program ini telah disetujui oleh sesepuh Jabar,  Solihin GP.  Beliau itu sangat peduli ke nelayan kita. "Sejauh demi peningkatan taraf hidup nelayan,  lakukanlah dengan hati-hati. Sekarang rintislah oleh HNSI sambil diketahui pemerintah dikedua belah pihak. Apalagi ini kan masih di NKRI, " ujar Nandang menirukan suara Solihin GP (93) mantan Gubernur Jabar (1970 - 1974).

Sekedar informasi selama ini bukan tidak ada nelayan asal Jabar yang menangkap ikan di Indonesia Timur. Yang terjadi menurut mereka ini masuk kategori nelayan andon (pendatang sementara),  yang bekerja di kapal penangkap ikan perusahaan besar. Faktanya,  para nelayan andon ini hanya sebagai karyawan belaka dari pemilik kapal di perusahaan besar yang fokus menangkap ikan tuna. 

"Program ini beda,  kita membawa nelayan tinggal di Indonesia Timur dalam jangka waktu tertentu,  bersosialisasi dengan penduduk setempat. Melibatkan Pemda, dan masyarakat atau tokoh  warga setempat.  Gagasan ini disambut baik para pihak, " jelas Nandang yang dalam waktu dekat akan mengirimkan ratusan nelayan Jabar lainnya. 

Indonesia Timur,  Potensial

Secara terpisah Redaksi masih di Sekertariat HNSI Jabar,  sempat berdialog dengan 3 nelayan asal Kab.  Garut yang telah kembali dari Halmahera Tengah.  Mereka itu,  Dodo, Abah Dayat,  dan Asep Suryaman. Menurut ketiganya,  setelah beberapa hari tinggal dan mempelajari potensi budi daya tangkap di Indonesia Timur: 
"Sangat beruntung warga di Halmahera sana,  menerima kehadiran kami.  Selama ini mereka hanya fokus menangkap tuna. Sementara kami di Jabar Selatan,  fokus ke ikan dasaran (kakap,  kerapu,  kembung,  kurisi, dll).  Nah,  ikan dasaran ini justru tak mereka tangkap, potensinya sangat besar di sana."
Tatkala ditanya soal cara penangkapan yang berbeda di Indonesia Timur,  menurutnya tak begitu bermasalah. Hal ini telah diatasi saat mereka hadir di Halmahera bersama nelayan setempat,  selama berberapa hari. 

Yang menarik penghasilan para nelayan Jabar ini seperti dikemukakan Nandang,  per bulan  rata-rata Rp.  5 Juta, bila mereka tak 'ber-emigrasi'. Realitanya,  bila program ini berhasil:"Fokus saja menangkap ikan dasaran di Indonesia Timur,  niscaya penghasilannya bisa dua atau tiga kali lipat, "ujarnya sambil menambahkan -" Makanya,  kita libatkan pengusaha ikan dari sana Pak Ken, selaku tenaga pemasaran serta 'bulognya' nanti,  yang dibantu Koperasi Samudera Bahari Utama. Semua pihak jadi sama-sama untung disela-sela program mengentaskan kemiskinan nelayan  Jabar yang tercatat saat ini ada sekitar 157 ribu kepala keluarga." 

Penulis : Harri Safiari

Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas