23 Okt 2019 | Dilihat: 532 Kali

Jembatan Rusak di Aceh Timur, Luput Perhatian Bapak Pembangunan

noeh21
Kondisi jembatan rusak di Aceh Timur yang luput perhatian pemerintah. Foto: Ist
      
IJN - Aceh Timur | Kerusakan jembatan penghubung sejumlah desa di Kecamatan Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur, Aceh diduga luput dari perhatian Bupati Aceh Timur Tgk H. Hasballah M Thaib atau Rocky, yang baru-baru ini dinobatkan sebagai Bapak pembangunan.

Jembatan 4x24 meter berkontruksi rangka besi menghubungkan Gampong (desa) Jalan dengan Seuneubok Rambong, Gampong Lhee dan Beurandang, terlihat mengalami kerusakan berat. Besi leger telah jatuh, lantai jembatan juga sudah tak layak pakai untuk dilalui kendaraan.

Menurut informasi yang diterima Media INDOJAYANEWS.COM pada Selasa 22 Oktober 2019, jembatan itu dibangun pada tahun 1997/1998, dan sudah mengalami kerusakan sejak tiga tahun terakhir.

Geuchik (kepala desa) Seunebok Rambong, Zainal Abidin mengatakan, terkait kerusakan jembatan sudah beberapa kali disampaikan kepada pemerintah daerah setempat, bahkan sudah ke Pemerintah Aceh, namun belum mendapat hasil positif.

"Sudah beberapa kali kami laporkan kepada Pemerintah Aceh Timur dan Pemerintah Provinsi,  sampai saat ini belum ada tanggapan, mereka hanya berjanji akan menindak lanjuti.
 Jembatan ini sangat ramai dilalui oleh masyarakat setiap hari, mengingat merupakan akses jalan perekonomian bagi petani, pekebun sawit dan karet," ungkap Geuchik Zainal.

Sementara pada Selasa pagi (22/10), rombongan Camat Nurussalam juga turun ke lokasi untuk melakukan peninjauan. Menurut Geuchik Zainal, Camat mengarahkan agar jembatan itu diperbaiki menggunakan dana desa.

"Camat mengarahkan kepada kami untuk merehab jembatan tersebut dengan menggunakan dana desa untuk sementara waktu, agar bisa dilalui anak-anak sekolah," ujarnya.

Salah satu warga Gampong Seuneubok Rambong, Muhammad Jafar (45), saat diminta tanggapannya mengatakan, masyarakat sangat resah dan khawatir terutama terhadap nasib anak-anak yang setiap hari melewati jembatan itu.

"Apalagi pada malam hari, anak-anak pergi mengaji, dengan kondisi jembatan yang rusak parah, sewaktu-waktu bisa mengancam jiwa mereka," bebernya khawatir.

Begitupun dengan warga lainnya, Nuti (26), salah satu ibu rumah tangga dari Gampong Jalan, ia pun mengaku sangat gelisah dengan kondisi tersebut. Alasannya pun sama, yaitu terhadap nasib anak-anak yang menjadi generasi Aceh Timur kedepan, harus melewati bahaya yang bisa menimpa mereka kapan saja.

"Ketika pergi ke sekolah bisalah kami antarkan, tapi saat mereka pulang, kami tidak mengawalnya," ujar Nuti.

Sedangkan Camat Nurussalam, Tarmizi saat di konfirmasi awak media mengatakan, ia membenarkan telah menginstruksikan agar Geuchik segera merehab jembatan menggunakan dana desa.

"Kita memberi deadline (batas waktu) satu minggu harus selesai," bebernya.

Penulis: Hidayat. S
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas