IJN - Banda Aceh | Juru Bicara (Jubir) Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, melarang keras anggota KPA dan masyarakat Aceh terlibat langsung, serta terpengaruh pada ajakan demo Wali Nanggroe yang disuarakan pada 26 Maret mendatang.
Kepada INDOJAYANEWS.COM, Jubir KPA Pusat, Azhari Cage meminta kepada setiap Panglima wilayah, Panglima muda dan Panglima Sagoe ban sigom Aceh untuk mengambil tindakan tegas dan terukur bagi setiap anggota KPA yang ikut- ikutan terlibat dalam aksi tersebut.
Pasalnya, menurut Azhari dimasa pendemi covid-19 tentunya berkumpul akan menimbulkan pelanggaran hukum, yaitu melanggar Protokol Kesehatan (Prokes).
"Garis komando kita jelas, yaitu masih satu garis di bawah kepemimpinan Wali dan Panglima komando Tgk H muzakir manaf,"kata alumni militer GAM 1999 Camp bateu leusoeng seumirah nisam ini. Sabtu 13 Maret 2021.
Berbicara tentang perdamaian dan realisasi MoU Helsinki. Menurutnya tentu bukan hanya tanggung jawab Wali Nanggroe dan para juru runding. "Disana ada 3 pihak yaitu, Perwakilan GAM, Pemerintah Republik Indonesia, CMI, dan uni Eropa. Jadi jangan terpancing dengan provokasi,"sebut Azhari Cage.
Ia mengungkapkan, belum berjalannya butir MoU seakan-akan kesalahan di timpakan kepada Wali Nanggroe. "Padahal beliau sudah sangat berusaha berbuat untuk kemalahatan dan kebaikan Aceh,"ungkap Azhari.
"Intinya semua kewenangan Aceh yang ada dalam MoU wajib kita tuntut kepada pemerintah Republik Indonesia dan CMI, serta Uni eropa, yang menjadi penengah perundingan di Helsinki,"tegasnya.
Azhari mengaku selama ini diam karena menghormati hukum dan menghormati setiap orang. "Tapi apabila menyangkut dengan marwah pimpinan kita, kedepannya jangan diam lagi, semakin lama kita diam, semakin di injak,"tegas Azhari Cage lagi.
Menurutnya, sebagai mantan mesin perang tentu sudah di didik untuk tau, menerima perintah dari siapa dan memberi perintah ke siapa. "Kita juga harus waspadai, dimasa damai ini banyak muncul orang-orang yang mengaku-ngaku sebagai pejuang, waktu konflik dulu entah dimana,"bebernya.
"Kita tau berperang dan tau berdamai, hari ini kita masih dalam suasana damai, maka mari kita jaga damai ini sambil berusaha memperjuangkan hak-hak yang telah menjadi kewenangan dan kekhususan Aceh,"demikian tutup Azhari Cage.
Penulis: Hendria Irawan