16 Okt 2019 | Dilihat: 571 Kali

Kegiatan Sekda Aceh di Aceh Timur, Wartawan Dilarang Meliput

noeh21
      
IJN - Aceh Timur | Kegiatan yang digelar Karo Humas dan Protokol Pemerintah Aceh dalam lawatan road show Sekretaris Daerah Provinsi Aceh (Sekda) Aceh, dr. Taqwallah M. Kes di Aceh Timur, menuai kondisi tak sedap di kalangan wartawan di sana.
 
Maklum, pejabat itu dinilai terlalu kaku dengan sejumlah pekerja media di sana, Rabu, 16 Oktober 2019.
 
Sebelumnya, kegiatan serupa juga telah dilaksanakan di Aceh Tamiang dan beberapa kabupaten lainnya. Dalam kegiatan itu, sejumlah media pers di Aceh Timur tidak diizinkan mengambil gambar maupun video.
 
Salah satu kepala bidang (kabid) Dinas Kesehatan Aceh Timur, Teuku Faisal Zaini saat didimintai keterangan mengatakan, kegiatan itu di bawah koordinasi dengan Dinkes Aceh Timur. Dan itu dilakukan dalam kegiatan road show Sekda Aceh, Taqwallah.
 
Didampingi Staf Humas Provinsi Aceh, Teuku Faisal menjelaskan, Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Aceh telah menyiapkan semuanya, baik peliputan, pengambilan video, maupun pengambilan gambar pada acara yang digelar Gedung ISC, Kota Idi, Aceh Timur.
 
"Biro Humas dan Protokol provinsi tidak mengizinkan pengambilan gambar ataupun video. Katanya sudah ada tim sendiri, mungkin tujuannya agar jangan lalu lalang di depan," kata Teuku Faisal.
 
Dalam acara yang digelar itu, selain menampilkan presentasi dari dua Direktur Rumah Sakit Umum milik Pemda, terkait perkembangan bidang kesehatan secara umum, juga disampaikan kondisi umum kesehatan.
 
Sekda Aceh yang mendampingi pemerintahan Nova Iriansyah ini, juga menceritakan latar belakang (backgroundnya) sebagai dokter.
 
Salah seorang pekerja media di Aceh Timur menilai, kegiatan road show yang dikoordinir Humas Provinsi Aceh itu terlalu kaku. Bahkan sudah semacam kegiatan tertentu yang mesti tertutup dan tidak boleh diambil dokumentasi oleh media massa.
 
Bahkan, lebih liar lagi ada juga yang menduga, kegiatannya itu terkesan hanya untuk menghabiskan anggaran di akhir tahun. Sebab, hanya berupa serimonial semata.
 
"Ini acaranya terkesan hanya untuk menghabiskan anggaran akhir tahun. Kalau memang tujuannya untuk perubahan dan kemajuan kenapa mesti dilarang dan terkesan tertutup sampai tidak boleh mengambilkan gambar," sebut Said dan Bayu, wartawan di sana.
 
Sementara itu Keuchik Desa Pulo Nurussalam, Yulius yang turut hadir pada acara itu menilai. Acara yang dikoordinir Dinas Kesehatan Aceh Timur ini, dinilainya tak ubah seperi rapat "Denden Khueng". Artinya, satu rapat yang terkesan tidak serius.
 
Dia mengaku tak ada satu botol minuman pun yang diperoleh dari panitia.
 
"Saya tidak kebagian minum, setidaknya adalah sebotol aqua yang saya dapatkan. Makanya saya nilai acaranya ini seperti rapat "Denden Khueng," kata Keuchik Yulius menyindir perkataan Takwallah yang bercerita tentang rapat "Deden Khung" dalam pidatonya itu.
 
Penulis : Mhd Fahmi
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas