IJN - Gayo Lues | Cerita soal bendera di Aceh belum ada habisnya, apa lagi Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) belum mensahkan bendera Aceh dan lambang Aceh sesuai dengan perjanjian MoU Helsinki beberapa tahun lalu.
Ketua Majelis Adat Aceh Kabupaten Gayo Lues, Khasim kepada media ini menyatakan, Bendera Alam Peudang lebih pantas dijadikan Lambang Bendera Aceh, karena memiliki sejarah yang panjang terkait berdirinya kerajaan Aceh.
Hal itu menunjukan, bahwa Bendera Alam Peudang bukan lambang bendera sembarangan pada masa kerajaan Aceh. Bendera ini pernah digunakan sebagai alat pemersatu bagi rakyat Aceh untuk melawan penjajah yang ingin menguasai Aceh.
Masih kata Khasim, kejayaan kerajaan Aceh sudah sangat dikenal, dan tidak bisa dipandang sebelah mata, hal ini terbukti dengan adanya perlawanan dari seluruh rakyat Aceh yang mengusir dan memukul mundur penjajah dari bumi Aceh, sehingga Aceh tidak bisa dikuasai oleh penjajah pada saat massa itu.
"Masyarakat Aceh harus tahu terkait sejarah Alam Peudang ini, jangan sampai masyarakat Aceh sendiri tidak tahu tentang sejarah ini," imbauan Khasim, Rabu 31 Juli 2019.
Dirinya mengaku akan berusaha untuk bisa memberikan penjelasan terkait cerita sejarah Alam Peudang kepada masyarakat Aceh khususnya.
Menurut pandangan Khasim, bendera Alam Peudang sudah dikenal sejak masa kerajaan Iskandar Muda dan sebagai lambang pemersatu bagi rakyat Aceh pada saat itu, Namun berbeda dengan bendera Bulan Bintang yang digunakan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sebagai bendera separatis Aceh pada masa konflik beberapa tahun lalu.
"Pemerintah Aceh harus bisa melihat keinginan masyarakat Aceh yang menginginkan Lambang Alam Peudang sebagai Lambang Bendera Aceh bukan Bendera Bulan Bintang," harap MAA Gayo Lues trans 98.
Penulis : Li