04 Jul 2023 | Dilihat: 860 Kali
Mahasiswa Pertanyakan Keseriusan Pemerintah Terkait Erosi Krueng Tripa
Akses jalan masyarakat dekat bantaran sungai Krueng Tripa yang diblokir di Kecamatan Tripa Makmur. Foto. Hendria Irawan/IJN
IJN - Suka Makmue | Komunitas Mahasiswa Tripa (Komtri) Banda Aceh pertanyakan keseriusan pemerintah terkait erosi Krueng Tripa yang mengancam akses jalan masyarakat di wilayah tersebut.
Sebelumnya, pemerintah Pusat melalui dana APBN tahun 2022 mengalokasikan anggaran Rp 20,8 Milyar untuk Kabupaten Nagan Raya. Anggaran tersebut dikuncurkan dalam penanganan erosi Krueng Tripa di Tripa Makmur.
Ketua Umum Komunitas Mahasiswa Tripa, Armi Maulizar kepada IndoJayaNews.com mengaku perihatin terhadap kondisi jalan akibat erosi sungai Krueng Tripa.
"Kami mahasiswa Tripa prihatin dengan kondisi jalan di Kecamatan Tripa Makmur yang semakin memburuk akibat erosi sungai. Meskipun pemerintah telah mengalokasikan dana yang signifikan untuk penanganan ini, kami belum melihat tindakan yang cukup untuk memulihkan akses jalan vital bagi masyarakat," kata Armi Maulizar, Selasa 4 Juli 2023.
Dia meminta pemerintah segera mengambil langkah kongkret dalam permasalahan ini. Bahkan, menurut dia, keterlambatan dalam penanganan ini telah menimbulkan dampak sosial yang serius bagi masyarakat.
"Akses yang terputus dan pemblokiran jalur alternatif oleh pemilik kebun hanya memperparah kondisi. Kami butuh tindakan segera untuk mengatasi erosi sungai dengan memastikan akses jalan yang aman dan terhubung bagi masyarakat Tripa Makmur," pintanya.
Selain itu, dia juga meminta pemerintah segera mengambil langkah kongkret dan melaksanakan proyek rehabilitasi jalan sesuai dengan anggaran yang telah disediakan.
Ia menyebut, keterlambatan penanganan ini menyebabkan penderitaan bagi masyarakat Tripa Makmur. Bahkan, menyebabkan akses jalan antar desa terputus dengan memaksa masyarakat menggunakan akses kebun warga sebagai jalur transportasi.
"Kami mendesak pemerintah untuk menjalin komunikasi intensif dengan pemilik kebun yang telah memblokir akses jalan alternatif, setelah perjanjian yang ditetapkan berakhir Maret 2023 lalu, dengan harapan akses jalan tetap terbuka dan masyarakat tidak terisolasi,"ucapnya.
Dia mengaku, masyarakat kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan sumber daya lainnya. Dalam beberapa bulan terakhir, kebun warga telah menjadi satu-satunya alternatif untuk menjaga konektivitas, namun pemilik kebun memblokir akses jalan tersebut, masyarakat kini terancam terisolasi.
"Kami Komunitas Mahasiswa Tripa siap memberi dukungan penuh dalam upaya penanganan kondisi jalan yang terkena erosi sungai Tripa dan Kami siap berkolaborasi dengan pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya untuk mencari solusi yang efektif," tutupnya
Penulis: Hendria Irawan
Editor: Redaksi