20 Jan 2020 | Dilihat: 719 Kali

Managemen PTPN 1 Tanggapi Tudingan Sepihak yang Tidak Benar

noeh21
      
IJN-Kota Langsa | Terkait adanya tudingan PTPN 1 tidak sangup membayar Santunan Hari Tua (SHT) akibat hasil panen kelapa sawit dalam bentuk brondolan bercampur tanah menjadi penyebab turunnya harga CPO dibantah keras oleh managemen perusahaan plat merah itu. 

Kepala Bagian Hubungan masyarakat (Humas) PTPN 1, Saifullah melalui pernyataan resminya yang dikirim kepada IJN.com, Sabtu (18/01) menjelaskan, beberapa waktu lalu adanya pengutipan brondolan kurang lebih kisaran 9 karung plastik yang mutunya kurang baik atau kering bercampur dengan sampah hingga terkirim ke pabrik akibat kurangnya pengawasan kerani pengumpul di lapangan. 

Dikatakannya, brondolan yang kurang baik tersebut dikutip dari ceceran dan piringan tanaman meskipun tidak memberikan kontribusi dalam bentuk minyak kelapa sawit (CPO). Namun masih memiliki nilai ekonomis dalam bentuk inti dan cangkang, oleh sebab itu pengutipan tetap diterapkan oleh managemen kebun dalam rangka optimalisasi produksi. 

Kemudian lanjutnya, terhadap adanya tudingan dari salah seorang pensiunan PTPN 1 bernama Syukri Cut Ali yang menyatakan kontrol managemen lemah dan tidak berani mengambil tindakan tegas kepada oknum pelaku, itu merupakan berita sepihak yang tidak benar dan tidak mendasar. 

"Direksi PTPN 1 saat ini sudah berlaku tegas dengan memberikan punishment kepada oknum karyawan yang melakukan pelanggaran. Pertama diberikan surat peringatan, kemudian degradasi jabatan, penurunan golongan dan ganti rugi atas kerugian Perusahaan," tuturnya. 

Disamping itu, kata Syaifullah, Direksi PTPN 1 selalu melakukan pengawasan yang ketat melalui Bagian Satuan Pengawasan Internal 
(SPI) dan Bagian terkait serta melakukan kontrol secara langsung melalui kunjungan kerja ke kebun dan pabrik di lingkup PTPN I. 

"seperti pada awal bulan Januari 2020 ini Direktur Utama dan Direktur Operasional PTPN I sudah melakukan kunjungan kerja ke beberapa 
kebun dan pabrik," kata Syaifullah.

Syaifullah juga berujar, hasil kerja Direksi PTPN I saat ini sudah terlihat peningkatan kinerjanya. Hal tersebut tercermin dari adanya peningkatan produktivitas kelapa sawit dari tahun ke tahun. 

"Perbandingannya dapat dilihat pada tahun 2018 produktivitas sebesar 13,26 Ton/Ha dan pada tahun 2019 meningkat menjadi 16,02 
Ton/Ha. Dan produktivitas pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 21,57 Ton/Ha," jelasnya.

Walaupun dari segi produktivitas meningkat, lanjut Syaifullah, dari segi harga jual komoditi belum menggembirakan, hal tersebut menyebabkan kondisi keuangan PTPN I belum begitu baik. Sehingga belum mampu membayar kewajiban Perusahaan secara menyeluruh. 

"Walau demikian, Direksi tetap berkomitmen untuk memenuhi kewajibannya," papar Syaifullah.

Kemudian jika Saudara Syukri Cut Ali juga memuding Direksi PTPN 1 tidak mampu di bidang managemen perkebunan dan belum cukup pengalaman, kata Syaifullah, itu juga tidak benar adanya. 

"Direksi PTPN I yang saat ini menjabat, ke duanya pernahmenjabat sebagai Manajer Kebun dan Kepala Bagian di PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Kemudian Direksi PTPN 
I sebelum menjabat terlebih dahulu dilakukan penilaian fit and proper test atau uji kepatutan dan 
kelayakan oleh Pemegang Saham Kementerian BUMN dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)," jelasnya. 

Penulis: Redaksi