Masih Banyak Eks Kombatan dan Korban Konflik Hidup Melarat, Aktivis HAM Menuntut
Ronny Hariyanto.
IJN - Aceh Timur | Perjalanan 15 tahun damai Aceh, masih banyak kesenjangan yang tak tersentuh perhatian pemerintah. Demikianlah ungkap Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Aceh Timur Ronny Hariyanto, kepada Media INDOJAYANEWS.COM Jumat malam, 29 November 2019.
Ronny Hariyanto, yang selama ini serius memperhatikan nasib rakyat di wilayah Timur Aceh itu, tak henti-hentinya menyuarakan aspirasi masyarakat, eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), para anak yatim dan janda miskin korban konflik.
Menurut putra Idi Rayeuk, Aceh Timur itu, nasib kesejahteraan mereka hingga kini kondisinya terabaikan, padahal kata Ronny, masyarakat hidup di daerah kaya migas, dan telah merawat damai Aceh dalam bingkai NKRI.
"Mereka semua dengan tulus telah bersedia merawat damai Aceh, namun saya lihat dimana-mana, kondisi kesejahteraan mereka masih sangat memilukan dan bahkan terabaikan," kata Ronny,
Ronny juga mengaku kerap mendengar berbagai keluhan kesenjangan sosial terkait kesejahteraan yang dialami orang-orang yang dulunya pernah terlibat, baik secara langsung maupun tak langsung dalam konflik bersenjata di Aceh.
"Akhir-akhir ini, saya sering dengar keluhan mereka yang menghadapi kebuntuan, bahkan tak tahu kemana mengadu, dan saya menyimpulkan, mereka juga enggan menyuarakan secara terbuka, jadi ini juga salah satu sebab saya sering mengkritik, menyuarakan jerit hati yang terpendam," ungkap Ronny.
Ronny menilai, distribusi kesejahteraan di Aceh Timur masih jauh panggang dari api, dan jauh dari rasa keadilan. Ia menyebut bahwa kesejahteraan hanya dirasakan oleh kaum elit.
"Kesenjangan tampak kasat mata, sebagian kecil kaum elit sudah kaya raya, sedangkan sebagian besar mereka yang terlibat konflik masih dalam penantian tak pasti, itu belum lagi ceritanya kesejahteraan bagi masyarakat luas, ini saya bicara dalam konteks Aceh Timur dulu," ujarnya.
Menurut Ronny, Pemerintah Aceh bertanggung jawab atas terpenuhinya kesejahteraan eks kombatan dan masyarakat yang terlibat konflik, terutama para korban konflik, harus dijamin hingga mereka dapat menghargai pentingnya perdamaian.
"Mungkin sebelumnya memang sudah pernah diperhatikan pemerintah sesuai ketentuan yang berlaku, tapi faktanya, sekarang mereka masih dalam kondisi yang belum menggembirakan, padahal mereka sudah bersedia merawat perdamaian dalam bingkai NKRI," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ronny menuntut pemerintah Kabupaten Aceh Timur, segera memikirkan formulasi baru dan ekstra untuk persoalan ini, agar Aceh Timur dapat membangun dengan semangat damai seutuhnya.
"Bayangkan saja, puluhan triliun sudah kucuran dana pusat, dan itu belum lagi anggaran dari Aceh sendiri sudah dihabiskan, tapi mereka yang terlibat dan korban konflik ini belum juga sejahtera, dan kita harus ingat, berkat kerelaan mereka merawat damailah kita juga bisa menikmati suasana damai saat ini," ketusnya.
Eks Ketua Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Aceh tersebut juga mengajak semua pihak untuk terus meningkatkan semangat dan kecintaan pada perdamaian yang berkeadilan, serta menatap masa depan Aceh yang lebih baik lagi.
"Kita semua wajib selalu bersyukur atas limpahan rahmat Allah atas perdamaian, semoga bisa membawakan kemuliaan bagi rakyat Aceh yang dikenal berbudi pekerti luhur dunia dan akhirat," demikian pungkas tutup Ronny.
Editor: Hidayat. S