Doa bersama peringati 18 Tahun Stunami Aceh. Foto: Hendria Irawan
IJN - Suka Makmue | Masyarakat Nagan Raya peringati 18 Tahun Stunami Aceh di Gampong Lhok, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya, Senin 16 Desember 2022.
Peringatan 18 Tahun Stunami Aceh tersebut berlangsung hikmat dengan diikuti oleh ribuan masyarakat Nagan Raya.
Dalam peringatan itu, turut hadir pejabat (PJ) Bupati Nagan Raya, Fitriany Farhas, Sekda Nagan Raya, Ir. Ardimartha, Ketua DPRK, Dandim Nagan Raya, Kapolres Nagan Raya dan jajaran kepala SKPK kabupaten setempat.
Pejabat Bupati Nagan Raya, Fitriany Farhas, AP, S.Sos, M.Si menyampaikan bahwa tragedi musibah gempa tsunami yang terjadi pada Minggu (26/12/2004) silam merupakan hal yang paling menyedihkan, terutama untuk pribadinya sendiri.
"Jika mengingat gempa dan tsunami Aceh, saya pribadi sangat terpukul. Dimana banyak orang-orang terkasih dan tercinta kita harus hilang ketika tsunami menerjang," kata Pj Bupati Fitriany.
Kata tsunami, ungkap Fitriany, tiba-tiba menjadi sangat akrab bagi masyarakat Aceh, bencana gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Aceh dan sebagian negara tetangga benar-benar membuat dunia tersentak dan bahkan sangat berduka.
"Pada saat melihat musibah, kita dilarang berprasangka buruk kepada Allah yang mengatur bumi dan alam semesta ini. Kita yakin semua peristiwa baik kenikmatan maupun bencana yang ada di dunia merupakan ketentuan Allah dan tentunya terkandung banyak hikmah dibalik itu semua," ucapnya.
Pj Bupati Fitriany menyebutkan, oleh karenanya, bersikaplah positif ketika menghadapi masalah dan musibah bencana alam. Betapapun besarnya musibah, kita harus bersikap baik, arif, bijaksana dan mari mendekatkan diri kepada Allah.
Hal ini, tambahnya, supaya tidak terlalu berduka terhadap musibah yang menimpa dan juga tidak terlalu riang terhadap apa yang telah diperoleh dari sebuah kenikmatan dan keberhasilan.
Hari ini, di samping mengenang kembali tsunami 18 tahun yang lalu, ada tsunami yang lebih dahsyat menimpa Aceh, yaitu tsunami moral yang telah menggeser moral remaja dan pemuda ke dalam dekadensi moral, narkoba dan pergaulan bebas.
"Hal ini tidak terlepas dari tanggungjawab kita sebagai orang tua untuk mendidik anak-anak kita di samping juga tanggungjawab pemerintah secara umum,"tutur Fitriany Farhas.
Peringatan 18 tahun tsunami, diharapkan bisa dijadikan sebagai momentum kekuatan pasca pandemi Covid-19, yang mengingatkan beberapa poin penting sebagai bahan refleksi membentuk kesadaran dan meningkatkan keimanan.
Juga, tambah Fitriany, hendaknya bisa menjadi konsolidasi untuk membangun kekuatan masyarakat Kabupaten Nagan Raya dalam menghadapi segala fenomena, baik bencana, fenomena alam, musibah non alam berupa wabah, harus dijadikan sebagai pengalaman dan bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kekompakan.
"Sebagai muslim, tidak boleh lupa bahwa resiko bencana akan terhindar dengan jalan memperbaiki perilaku, memelihara alam, dan menjaga kedamaian sesama manusia," ucap Pj Bupati Nagan Raya, Fitriany Farhas dalam sambutan peringatan 18 tahun gempa dan tsunami Aceh.
Selain doa dan zikir bersama, kegiatan itu juga diisi tausiah oleh dosen UIN Ar Raniry Banda Aceh, Dr Abizal M Yati MA. Kemudian, juga dilaksanakan bakti sosial sunat massal untuk santri dan pelajar.
Kegiatan ini turut dihadiri pimpinan DPRK, Dandim 0116, Kapolres, Kajari, Ketua PN Suka Makmue, Ketua MS Suka Makmue, Ketua MPU, MAA, MPD, Sekda, Staf Ahli dan Asisten Setdakab, Kepala SKPK, Kepala Kemenag, Pengurus PKK, camat, aparatur desa, juga dihadiri ribuan masyarakat Kabupaten Nagan Raya. (Red)