IJN - Banda Aceh | Masyarakat Aceh terutama para relawan yang sudah bekerja keras memenangkan Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017-2022, masih mempertanyakan keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Irwandi Yusuf.
Seperti disampaikan Koordinator Relawan Irwandi-Nova ban sigom Aceh, Mukhtaruddin Maop pada Media INDOJAYANEWS.COM, Jumat 1 November 2019 di Banda Aceh. Menurutnya, penangkapan dan penahanan Irwandi Yusuf diduga penuh rekayasa.
"Awalnya beliau (Irwandi) dikabarkan ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK, tapi belakangan ternyata sama sekali tidak terbukti. Dalam persidangan, Pak Irwandi juga membantah keras telah menerima uang, artinya ini seperti ada rekayasa," kata Mukhtaruddin Maop.
Maop menduga, penangkapan terhadap Pencetus Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) itu demi kepentingan seseorang yang disebutnya dekat dengan Komisi Pemberantasan Korupsi. Namun ia tidak menjelaskan siapa sosok orang dekat dengan KPK tersebut.
"Kalau memang Pak Irwandi ditangkap karena OTT KPK, kenapa tidak bisa dibuktikan? Beliau kemudian malah digiring menerima suap, ini kan lucu, bagaimana bisa logika hukum berjalan seperti ini, kita orang awam byang bukan orang hukum saja merasa aneh dengan keputusan seperti itu," ketusnya.
Relawan Irwandi-Nova ini berharap agar Presiden Joko Widodo turun tangan menyelesaikan perkara Irwandi, sebab kata Maop, penangkapan Irwandi Yusuf sama sekali tidak masuk akal dan terkesan mengada-ngada demi kepentingan tertentu.
"Ini seperti ada upaya untuk menghancurkan Aceh. Padahal Bapak Presiden Jokowi sedang berusaha keras memperbaiki kondisi Aceh pasca perjanjian damai 2005 silam. Masyarakat Aceh banyak yang kecewa dengan penangkapan Irwandi, karena beliau sosok penting yang dipercaya masyarakat untuk membangun Aceh lebih baik," jelasnya.
"Kami berharap kepada Pemerintah Pusat untuk segera membebaskan Irwandi Yusuf dari semua tuntutan hukum. Karena menurut kami, penangkapan Irwandi penuh rekayasa dan demi kepentingan orang dekat KPK." Demikian tegas Mukhtaruddin Maop saat ditemui di salah satu warung kopi di Banda Aceh.
Penulis: Hidayat. S