20 Des 2018 | Dilihat: 670 Kali
Netty Prasetya & Keri Lestari Dandan: Kiat Hidup di Era Milenial
Tausiyah dan talk show bertajuk ‘Ibu Sepanjang Masa’, foto; Harri Safiari
IJN – Bandung | Bertempat di masjid TSB (Trans Studio Bandung) tepatnya di Jl, Gatot Subroto Kota Bandung, berlangsung tausyiah dan talk show bertajuk ‘Ibu Sepanjang Masa’. Riva Rahayu, Rabu 19 Desember 2018, sebagai pemandu acara pada awal kegiatan, menyatakan bahwa ini merupakan mata rantai dari peringatan Hari Ibu yang lazim diperingati setiap tanggal 22 Desember.
Tampak hari itu ratusan peminat kajian Islam dalam konteks kehidupan masa kini dan masa depan. “Semoga uraian dari ‘duet’ srikandi mantan Ibu Gubernur Jabar, Hj. Netty Prasetya Ahmad Heryawan dan Ibu Wakil Rektor Bidang Riset dari Unpad, dapat memperkaya wawasan kita,” sambut Riva Rahayu.
Kembali ke Kodrat
Nara sumber Keri Lestari yang juga dikenal sebagai pemegang hak paten olahan ekstrak biji pala (Myristica fragrans Hout), ini sebagai obat anti diabetes, serta sediaan obat lainnya berbasis herbal asal Nusantara, dalam kupasannya, menyatakan:
”Pemahaman akan fungsi ayah dan ibu dalam membina putra-putri kita di jaman milenial yang penuh tantangan, perlu strategi khusus. Kiatnya, mudah saja, berkomunikasilah dengan cara yang benar dan baik.”
Paparan berikutnya Keri Lestari yang fasih mengupas peta dari fungsi-fungsi fisiologi otak manusia, kaum pria cenderung ditakdirkan mengarah berfikir lebih fokus:
”Ini berbeda dengan kaum perempuan cenderung multi tasking dalam kesehariannya. Disinilah, saling memahami antar fungsi kondrati perempuan dan laki-laki, perlu kita pami dengan benar.”
Sementara itu Netty Prasetya yang punya pengalaman dua periode (2010 – 2018) mendampingi suaminya Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jawa Barat, berbagi kisah di balik layar dari berbagai penanganan kasus kriminal kehidupan rumah tangga. Utamanya, dari kasus-kasus menyangkut proses tumbuh kembang anak-anak dan remaja:
”Kuncinya dari semua kasus yang pernah muncul di tingkat nasional dari Jawa Barat, aneka penyimpangan fungsi kehidupan keluarga, kembalilah ke basis pendidikan agama dan kehidupan bermoral,” paparnya usai menjelaskan dengan gamblang dari mulai kasus video porno keluarga yang melibatkan anak-anak, kehidupan kaum pengemis dan anak jalanan di berbagai kota di Jabar, juga persoalam buruh migram (TKI) asal tanah Pasundan di luar negeri.
Menurut Yanti (28) salah satu jemaah yang hadir di talk show ini yang hadir bersama beberapa kerabatnya, pencerahan dari dua tokoh perempuan di Jabar ini, banyak memberikan pencerahan:
“Era hidup di zaman milenial, memang perlu kematangan. Disini kami mendapat banyak pencerahan, dan sejumlah kiat praktis. Ini yang kami perlukan saat ini dan nanti.” (Harri Safiari)