IJN - Banda Aceh | Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Aceh secara resmi melepaskan rombongan Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) yang akan mengkampanyekan Gerakan Masker Aceh (GEMA) ke seluruh Kabupaten dan Kota se-Aceh
Hingga kemarin, tercatat telah 19.735 SKPA, organisasi masyarakat, LSM, OKP dipastikan berpartisipasi dalam GEMA, dan bahkan peserta akan terus bertambah.
Satu juta masker dibagikan Pemerintah Aceh merupakan masker pemberian Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Aceh beberapa pekan terakhir.
“Menurut saya, ini sangat lucu dan terkesan aneh atas apa yang dilakukan Pemerintah Aceh, 1 Juta masker yang dibagikan ialah masker pemberian Pemerintah Pusat dalam hal ini Presiden Joko Widodo,” Kata Tarmizi SP kepada INDOJAYANEWS.COM, Rabu, 2 September 2020.
Beberapa kalangan menyebutkan, Presiden Joko Widodo menyalurkan satu Juta masker untuk Pemerintah Aceh ialah sebagai bentuk teguran terhadap pengunaan anggaran covid-19 di Provinsi Aceh.
“Kemana disalurkan post anggaran penangulangan dan pencegahan covid-19 tersebut, setingkat masker tidak disalurkan ke masyarakat Kabupaten/Kota, saya menilai Presiden membagikan 1 juta masker ke Provinsi Aceh ialah sebagai bentuk teguran kepada Pemerintah Aceh,” sebutnya.
Tarmizi SP, Anggota DPRA mengapresiasi dan berterimakasih kepada Presiden Joko Widodo atas bantuan 1 juta masker untuk Provinsi Aceh
Namun lucunya, Menurut Tarmizi, masker yang dibagikan Pemerintah Pusat untuk Aceh sebanyak 1 juta lembar, seharusnya ditambahkan lagi jumlah masker dari Pemerintah Aceh untuk dibagikan kepada masyarakat ke Kabupaten/Kota.
Tarmizi mengungkapkan kekecewaan kepada Pemerintah Aceh terhadap pendisbustrian satu juta masker dari Pemerintah Aceh yang melibatkan seluruh perangkat SKPA.
"Kami sangat kecewa pendisbustrian satu juta masker melibatkan seluruh jajaran SKPA yang akan berkunjung seluruh Kabupaten/Kota, se-Aceh," ungkap Tarmizi SP.
Tarmizi menyebutkan, dari total 19.735 yang turun ke Kabupaten/Kota se-Aceh, berapa biaya perjalanan yang akan dihabiskan dalam pendisbustrian satu juta masker oleh jajaran SKPA.
"Berapa biaya perjalanan dinas SPPD, jika lima ratus ribu untuk satu orang pada empat hari pendisburian masker, maka biaya perjalanan dinas dalam 1 orang selama 4 hari 2 Juta, jika dikali 1.500 orang, maka 3 Miliar anggaran yang akan dikeluarkan untuk biaya perjalanan pendisbustrian masker," imbuhnya
Menurut Tarmizi, seharusnya 1 juta masker itu cukup untuk di distribusikan ke Kabupaten/Kota seperti pada saat Pemerintah Aceh mendistribusikan sembako, karena Kabupaten/Kota memiliki tim gugus Tugas, dan tim gugus tugas Kabupaten/Kota itu yang akan mengantarkan ke Kecamatan dan ke Desa, bahkan sekarang sudah ada tim Covid-19.
"Pembagian 1 juta masker tidak perlu melibatkan semua perangkat SKPA, karena itu dinilai memboroskan anggaran," Tegasnya
"Seharunya ditengah kondisi Pandemi Covid-19 Pemerintah Aceh dari semua apsek harus menghemat anggaran, sama halnya dengan pembelian mobil dinas baru, jika mobil dinas lama masih bagus, ditunda dulu pembelian mobil baru.
Tarmizi mengungkapkan, seharusnya Pemerintah Aceh menghemat penggunaan anggaran, karena kita membutuhkan anggaran, alasannya kedepan kita tidak tau berapa total dana Otonomi Khusus (Otsus) yang akan dialokasikan untuk Aceh kedepan.
"Terlebih Indonesia sedang memasuki masa resesi, diprediksikan beberapa bulan kedepan minim anggaran, jika bulan depan sumber APBN kecil, otomatis dana Otsus Aceh sedikit,"ungkap Tarmizi Anggota Komisi V DPR Aceh.
Lanjutnya Tarmizi, yang menjadi masalah saat ini, dengan keadaan yang lagi butuh anggaran besar untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, sembada pangan, dan ketahanan pangan, akan tetapi Pemerintah Aceh malah terkesan tidak punya analisan sampai kesitu, bahkan Pemerintah melakukan pemborosan anggaran seperti ini.
"Seharusnya Pemerintah bisa memilih cara hemat, namun anehnya pemerintah Aceh tidak melakukan itu, ini yang sangat kita kecewakan,"Demikian Tutup Tarmizi.
Penulis: Hendria Irawan