IJN - Subulussalam | Kabar dugaan pungutan liar (pungli) dana Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) oleh oknum Dinas Sosial Kota Subulussalam terhadap 250 penerima manfaat semakin heboh di tengah-tengah masyarakat.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Sosial setempat, H. Sanusi angkat bicara dan mengaku tidak tahu mengenai adanya dugaan pungutan liar yang diperkirakan Rp 1,5 juta per unitnya " saya tidak tau itu dan saya tidak pernah perintahkan untuk memungut dana kepada masyarakat sebagai penerima manfaat " kata Sanusi usai memenuhi panggilan pihak Kejari Subulussalam, Kamis 12 Desember 2019.
Baca Juga :
Diduga Dana Bantuan RTLH Subulussalam Dipotong
Menurut Sanusi, kemungkinan dana tersebut untuk konsultan pembuatan gambar rumah yang akan direlokasi dan rehab. Sebab, biaya untuk konsultan tidak ada diploting dianggaran tersebut. Sementara, setelah pihaknya konsultasi dengan pihak Jakarta dan Banda Aceh disarankan untuk memakai jasa konsultan agar lebih tertib " jika pun ada itu bukan kutipan melainkan jerih payah konsultan karena anggaran pembuatan gambar tidak ada di sediakan " jelas Sanusi.
Bahkan, untuk kesepakatan dana pembuatan gambar dan administrasi lainnya itu bukan ranah dinas melainkan langsung antara konsultan dengan ketua kelompok sehingga Sanusi berdalih tidak terlibat terkait adanya dugaan pemotongan biaya tersebut " kalau untuk saya itu tidak ada mengalir, kalau diajak makan-makan ada " tambah Sanusi.
Baca Juga :
Dugaan Pemotongan Dana RTLH, Camat Rundeng Minta Kembalikan ke Masyarakat
Bantahan Sanusi itu bertentangan dengan pengakuan salah satu ketua kelompok harapan Kampong Lae Mate, Kecamatan Rundeng, Asmaruddin. Menurut Asmaruddin pemotongan dana tersebut atas suruhan Kepala Dinas Sosial agar diserahkan melalui konsultan " uang pemotongan itu kami serahkan ke konsultan yang menangani pekerjaan ini, tapi sebelumnya atas suruhan pak kadis " kata Asmaruddin.
Hal senada disampaikan Camat Rundeng, Irwan Faisal bahwa informasi yang ia dapat dari ketua kelompok pemotongan dana itu diserahkan melalui konsultan untuk kepala dinas sosial. Bahkan, Irwan Faisal mengaku mendapat informasi namanya juga turut disebut-sebut menerima dana tersebut. Merasa tidak pernah menerima, Irwan Faisal langsung menemui kepala dinas sosail menanyakan hal itu.
Anehnya lagi, saat ditemui dirumahnya, Kadinsos memberikan uang kepada kepada Irwan Faisal namun tidak diterima " kedatangan saya ke rumah nya bukan masalah uang tapi saya ingin membersihkan nama saya yang disebut-sebut ada dapat jatah padahal itu tidak ada " kata Irwan Faisal.
Penulis : AB