IJN - Banda Aceh | Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) meminta perhatian serius dari Pemerintah Pusat terkait rencana pembangunan waduk Seulimum, Aceh Besar yang dikhawatirkan terancam gagal. Seperti disampaikan Ketua YARA perwakilan Banda Aceh, Datok Koko Hariatna pada Media INDOJAYANEWS.COM, Sabtu 14 Maret 2020.
"Waduk Seulimum ini ditujukan untuk mengatasi kekurangan air irigasi Daerah Irigasi Krueng Aceh seluas 7.450 hektar. Saat ini sudah 60 persen daerah Irigasi Krueng Aceh tidak terairi untuk musim tanam Gadu (MT-2) karena semakin menyusutnya aliran sungai Krueng Aceh," kata Koko.
Pria yang kerap disapa Haji Embong ini menjelaskan, keberadaan Waduk Seulimum tersebut diharapkan segera dibangun pada tahun 2020, hal itu dianggap perlu guna mengatasi kekurangan air untuk Daerah Irigasi Kruen Aceh di Kabupaten Aceh Besar.
"Ini juga penting mengamankan pasokan air untuk air minum wilayah Kota Banda Aceh dan sekitarnya. Waduk ini juga sangat dibutuhkan karena berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan ribuan petani di Kabupaten Aceh Besar serta pengentasan kemiskinan," imbuhnya.
Haji Embong mengungkapkan, saat ini sedang ada proyek pembangunan jalan tol Banda Aceh-Sigli yang merupakan bagian Proyek Strategis Nasional, Jalan Tol Sumatera. Sementara trase jalan tol sudah mulai dibangun.
"Dari data yang kita peroleh, trase jalan tol ini sudah dibangun, diduga memotong daerah genangan Waduk Seulimum di daerah Lamtamot, Kecamatan Lembah Seulawah," ungkapnya.
YARA berharap pihak terkait melakukan koordinasi yang lebih baik agar tidak terjadi tumpang tindih proyek pembangunan yang akan merugikan Pemerintah Aceh, khususnya para petani Kabupaten Aceh Besar.
"Jangan sampai pembangunan jalan tol ini menggagalkan pembangunan waduk, karena bisa membuat waysarakat kehilangan mata pencahariannya untuk selamanya. Jika Kontraktor jalan tol tidak memindahkan sebagian jalur jalan tol yang memotong waduk, maka akan menyebabkan gagalnya waduk tersebut dibangun," jelasnya.
Ketua YARA Kota Banda Aceh ini memberikan solusi, agar jalur jalan tol tersebut harus digeser sekitar 800 meter ke arah utara, atau bisa ke arah selatan.
"Tergantung bagaimana baiknya. Yang jelas harus digeser, apakah ke selatan atau ke utara, yang penting jangan sampai mengganggu rencana pembangunan waduk. Saat ini jalan tol yang sudah di land clearing (dibersihkan) sekitar 5 kilometer mendekati lokasi waduk dari arah Banda Aceh," tegasnya.
"Saya juga sudah koordinasi dengan Ketua YARA pusat, Pak Safaruddin, kita ingin ini segera direspon oleh pihak terkait. Pembangunan jalan tol dan waduk harus sama-sama berjalan tanpa mengganggu satu sama lain. Jangan sampai proyek strategis dari Pak Presiden Jokowi ini gagal," demikian harap Embong.
Penulis: Hidayat. S