IJN - Aceh Besar | Wakil Bupati Aceh Besar, Tgk H Husaini A Wahab atau populer dengan nama Waled Husaini, menanggapi pertanyaan terkait banyaknya masyarakat Aceh Besar yang ingin bergabung dengan Kota Banda Aceh, pasca viralnya pernyataan Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengenai perluasa ibu kota Provinsi Aceh.
"Saya ini kan perpanjangan tangan rakyat? Saya harus merespon dengan baik apa yang diinginkan oleh rakyat saya jika itu yang terbaik untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat Aceh Besar," kata Waled Husaini saat dimintai tanggapannya oleh Media INDOJAYANEWS.COM, Jumat 20 Desember 2019.
Menurut Waled Husaini, rakyat berhak menentukan nasibnya sendiri, karena Indonesia adalah negara demokrasi, tentunya kata Waled, harus sesuai aturan yang berlaku menurut undang-undang dan juga tidak melanggar syariat Allah.
"Kalau bagi saya, apa yang menurut rakyat itu terbaik, dan menurut kita itu bisa mensejahterkan rakyat kita, silahkan saja kalau ingin bergabung dengan Kota Banda Aceh. Tapi harus ditempuh secara aturan dan undang-undang yang berlaku," tegasnya.
Ditanya apa alasan Waled setuju dengan keinginan masyarakat Aceh Besar bergabung dengan Kota Banda Aceh, Wakil Bupati Aceh Besar itu pun menjelaskan, bahwa ada alasan sangat mendasar kenapa rakyat Aceh Besar berbondong-bondong ingin keluar dari Aceh Besar.
"Itu kembali lagi kepada pemimpin kita hari ini. Kalau memang kita bagus memimpin Aceh Besar, insyaallah rakyat juga akan betah berada di bawah pemerintahan Aceh Besar, tapi kalau kita tidak becus mengurus rakyat, maka rakyat pun tak mau dipimpin oleh pemimpin yang tidak amanah dan tidak peduli terhadap kondisi rakyat," jelasnya.
"Kalau ayah memperlakukan anak seperti anak tiri, tidak peduli, tidak dianggap, mana mau anak tinggal di rumah, dia pasti akan mencari rumah baru. Apalagi kalau ayah tiri, kemudian memperlakukan ibunya tidak baik, padahal ibunya sudah berhias dengan baik, selalu mendampingi dengan sabar, tapi tidak dianggap, malah dibuang dan dikhianati, maka anak-anaknya pasti akan mencari ayah baru," ungkap Waled.
Waled juga mengenang perjuangan para santri dayah dan masyarakat Aceh Besar pada saat kampanye 2017 lalu. Para santri dan masyarakat begitu merindukan perubahan di bawah kepemimpinan calon yang saat itu disebut Pasangan Putih atau Umara-Ulama.
"Tapi itu hanyalah masa lalu. Saya pun merasa bersalah karena sedih karena saat ini tidak bisa berbuat banyak untuk rakyat. Setiap datang berceramah, masyarakat selalu tanya, tapi apa boleh buat, kita sedang dikhianati. Yaaa, kita minta masyarakat bersabar, karena kita sudah ditipu," sesal Waled Husaini dengan raut wajah prihatin.
"Sekarang pun kalau bisa dicerai, mungkin saya sudah dicerai, tapi karena tidak diperbolehkan oleh aturan negara, makanya saya masih dipertahankan walaupun tanpa peran," tambah Waled menutup pernyataannya.
Sebelumnya, Waled juga mengaku kecewa karena para pejabat Aceh Besar diboyong ke Sabang untuk melakukan rapat kerja evaluasi. Karena menurutnya masih banyak tempat di Aceh Besar yang bisa digunakan untuk tempat raker pejabat, yang keuntungannya juga untuk daerah setempat.
Baca: Waled Husaini Sorot Rombongan Pejabat Aceh Besar Gelar Raker ke Sabang
Penulis: Hidayat. S