IJN - Banda Aceh | Sidang paripurna penetapan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh memanas hingga menimbulkan sedikit kerusuhan, pada Selasa, (31/12) malam.
Setelah Anggota Fraksi Golkar yakni Teuku Raja Keumangan menyampaikan interupsi mempertahankan pendapat mereka.
Secara tiba-tiba, anggota Fraksi Partai Aceh, Zulfadli bangun dari kursinya menuju meja pimpinan sidang sambil berteriak dan menunjuk kearah para pimpinan. Reaksinya itu kemudian memunculkan keributan dalam ruang sidang. Hingga akhirnya pimpinan langsung menutup paripurna.
Hal itu menuai kecaman dari berbagai pihak, salah satu kecaman disampaikan Aktivis Aceh Yunan Nasution kepada Indojayanews.com, Kamis, 2 Januari 2020 mengatakan, sangat disayangkan sikap anggota legislatif tingkat provinsi tidak memiliki kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosional. Apalagi karna memperebutkan jabatan di komisi.
"Menurut hemat saya partai yanh tergabung dalam koalisi Aceh bermartabat sudah mendominasi di 4 (Empat) komisi, dan mereka juga mendominasi semua badan, sesuaikanlah nama koalisi dengan sikap mereka," kata Yunan Nasution.
Tapi, lanjut Yunan, jika dilihat dari sisi lain, tidak menutup kemungkinan keributan itu adalah setingan untuk menunda-nunda pembentukan komisi.
"Namun apapun alasannya saya mengecam keras aksi-aksi premanisme seperti itu di parlemen, karna sangat tidak pantas ditularkan kepada para generasi penerus kita," kecam Yunan.
Menurut Yunan, hampir setiap periode Partai Aceh selalu membuat keributan didalam sidang peripuna.
"Saya berharap komisi di DPRA segera dituntaskan agar kerja mereka lebih epektif," tutup Yunan.
Penulis : Mhd Fahmi