IJN - Aceh Timur | Abdurrahamn Bin Usman, salah satu mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Kabupaten Aceh Timur, menghidupi keluarga dari hasil budidaya madu Kelulut atau dalam bahasa Aceh disebut Linot. Budidaya madu kelulut tersebut telah dijalankan pria 37 tahun itu sejak 3 tahun lalu.
Abdurrahman mengungkapkan, motivasinya melakukabn budidaya madu kelulut adalah untuk menghidupi diri dan keluarga yang selama ini hidup di bawah garis kemiskinan. Ia mengaku hidup dalam keadaan susah, dan tidak tega melihat keluarganya dalam kondisi melarat.
Oleh sebab itulah, Abdurrahman atau kerap disapa Edo, memilih jalan mulia dengan bekerja keras dan kerja halal, terjun ke dunia usaha budidaya madu Kelulut. Lahan yang digunakan untuk budidaya kelulut ada di sekitar rumahnya sendiri, di Gampong (desa) Julok Cut, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur, Aceh.
"Saya punya tanggungan 4 orang dalam keluarga. Saya harus bekerja keras menafkahi ibu saya, dua adik dan satu keponakan. Saya tidak mau mereka hidup menderita di bawah garis kemiskinan," ungkap mantan kombatan GAM ini, Rabu 13 November 2019 lalu, ketika Media INDOJAYANEWS.COM berkunjung ke rumahnya.
Abdurrahman juga tidak bergerak sendiri apalagi pelit ilmu. Dia bahkan mengaku sudah membina banyak orang untuk kepentingan budidaya madu kelulut. Dalam tiga tahun terakhir kata dia, sudah ada 4 kelompok binaan, yang salah satunya sudah ada komunikasi lanjutan dengan dinas tenaga kerja dan mobilitas penduduk (Disnakemobduk).
"Juga ada 8 orang mantan kombatan GAM dibawah binaan saya, yang sekarang juga sudah melakukan budidaya madu kelulut. Mereka semua tersebar di dua kecamatan di Aceh Timur. Kita selalu berkoordinasi untuk mendukung satu sama lain," ungkapnya.
Abdurrahman adalah pencetus pertama budidaya madu kelulut di Aceh Timur bersama rekannya Surianto. Pemuda Julok ini pun mengaku sangat terbuka dan mudah menyalurkan pengetahuannya kepada siapapun yang ingin belajar bagaimana cara budidaya madu kelulut.
"Karena ilmu ini kan harus dibagi untuk kepentingan banyak orang. Allah berikan saya sedikit kelebihan dalam hal ini, saya harus berbagi kepada orang lain. Saya pun bersedia jika diundang kemana saja untuk berbagi, berbagi malah membuat saya merasa sangat bahagia," tuturnya.
Dalam kesempata saat berbincang dengan Media INDOJAYA, Abdurrahman juga memaparkan tentang manfaat madu kelulut, yang menurutnya 10 kali lebih baik khasiatnya daripada madu biasa. Ia mengaku mengetahui hal itu dari salah satu dokter asal Malaysia Zulkifli Mustafa, yang menyebut satu sendok madu kelulut sebanding dengan 10 sendok madu biasa.
"Tapi saya belum melakukan uji lab tentang kandungan dan manfaatnya. Saya hanya berpedoma pada Al-Quran bahwa madu adalah obat bagi umat manusia. Akademisi Kelulut Malaysia, Abu Hassan Jalil juga sudah menyampaikan pada kita manfaat madu sangat baik. DR Mahani asal Indonesia juga sudah datang kesini, sudah kita lakukan pelatihan bersama," paparnya.
Beberapa manfaat dan khasiat madu kelulut menurut Abdurrahman antara lain; sumber tenaga instan bagi tubuh, antioksidan alami melawan radikal bebas, meningkatkan metabolisme tubuh, meningkatkan stamina dan tanaga, dan sangat baik untuk pencehgahan penyakit.
Mantan pejuang dari Gerakan Aceh Merdeka itu membeberkan, setiap kali panen, ia mampu memperoleh 30 hingga 40 liter madu kelulut. Ia juga berhasil melakukan panen satu kali per tiga pekan. Terlihat ada puluhan toping sarang madu kelulut di sekitar rumahnya.
"Satu toping ini biasanya menghasilkan 3 macam rasa madu, warnanya bermacam-macam, ada hitam, kuning, merah, orange, hijau dan lain-lain, tergantung makanannya. Berbagai macam warna dan rasa itu kita hasilkna dalam masa panen selama 40 hari. Sekali panen itu ada 500 mili liter hingga 1 liter per toping (sarang)," bebernya.
Abdurrahman biasanya menjual madu-madu tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dengan harga yang bercariasi, mulai Rp 80 ribu hingga Rp 600 ribu, tergantung banyaknya madu yang dijual. Untuk saat ini lanjutnya, sudah ada pesanan 13 liter madu dari berbagai kalangan masyarakat.
"Panennya insyaallah nantoi akhir bulan November 2019. Ada yang sudah kasih terus uangnya, ada yang masih menunggu masa panen, biasanya madu yang kita panen tidak lama sudah habis terjual untuk masyarakat yang membutuhkan. Tapi tidak perlu khawatir, karena kita ada beberapa kelompok yang siap menyediakan madu untuk dijual," ujarnya.
Abdurrahman juga menjamin keaslian madu yang ia panen, karena ia sendiri yang melakukan budidaya, panen hingga selesai pengemasan. Ia pun sering mengingatkan kepada rekannya dari mantan kombatan lainnya untuk mengikuti jejaknya dengan tidak mencampur apalagi memalsukan madu.
"Karena kalau kita tidak menjaga kualitas dan keaslian madu yang kita budidaya, ini kedepan akan merugikan kita sendiri selaku pembudidaya. Makanya, saya berani menjamin, insyaallah madu kita asli dan kualitasnya sudah tak diragukan lagi," tegasnya.
Di akhir perbincangannya, Abdurrahman menitip pesan kepada Pemerintah Aceh untuk memperhatikan para mantan kombatan GAM agar tidak kembali melakukan pemberontakan yang bisa merugikan Aceh. Menurutnya, saat ini masih banyak para kombatan yang hidup dalam keadaan susah, menunggu perhatian pemerintah.
"Saya sendiri mengajak para mantan kombatan GAM ini juga untuk bersama-sama meningkatkan taraf ekonomi kami, agar kami bisa menghidupi diri dan keluarga, dan juga bisa membantu Pemerintah Aceh dalam mengurangi angka kemiskinan di Aceh. Oleh sebab itu, kami memohon perhatian Pemerintah Aceh untuk memberdayakan kami, berikan kami dukungan agar ini besar dan bermanfaat kepada orang lain," harapnya.
Penulis: Hidayat. S