INDOJAYANEWS.COM - Warga Aceh yang berada di Negeri Jiran Malaysia mulai kesulitan akibat serangan wabah covid-19 atau virus corona yang penyebarannya semakin parah. Mereka mulai putus asa karena bantuan bahan makanan sudah menipis, sementara untuk bekerja juga tidak dibolehkan selama penanganan covid-19.
Salah satu tokoh Aceh, Tgk Bukhari, yang selama ini terus berjuang mencari berbagai bantuan dari para dermawan, juga mengaku sudah mulai putus asa, sebab berbagai bantuan bahan makanan sudah sangat menipis, karena sudah tidak punya uang membeli kebutuhan warga yang terdampak.
Kepada Media INDOJAYANEWS.COM, pada Selasa 14 April 2020 (kemarin), Tgk Bukhari menyampaikan keluhan masyarakat Aceh diperantauan, agar kabar mengenai kondisi warga Tanah Rencong di negeri sahabat mendapat perhatian Pemerintah Aceh.
"Orang Aceh di dari beberapa tempat sudah mendatangi kantor kepolisian untuk menanyakan tentang bantuan dari Kedutaan Republik Indonesia, karena sudah tidak bisa bekerja dan tidak boleh lagi pergi kemana-mana selama penanganan virus corona," ungkap Tgk Bukhari via WhatsApp.
Tgk Bukhari mengungkapkan, banyak warga Aceh yang mulai kesulitan mendapat bahan makanan sehari-hari, kini menelpon tokoh-tokoh Aceh di Malaysia yang selama ini sudah banyak bekerja mencari bantuan untuk meringankan beban warga Aceh.
"Kita sudah tidak tahu lagi harus ngomong apa, karena masyarakat Aceh di Malaysia sekarang mulai memasuki masa krisis yang luar biasa. Hal yang sama juga disampaikan Tgk Karimuddin kepada saya, bahwa banyak saudara kita yang menelpon menanyakan bantuan, tapi kita pun bingung harus menjawab apa," bebernya.
Karena itu, Tgk Bukhari meminta Pemerintah Aceh tidak tinggal diam dan tutup mata melihat kondisi masyarakat Aceh di Malaysia. Ia berharap Pemerintah Aceh segera melobi Pemerintah Malaysia secara diplomasi, untuk memperhatikan warga Aceh.
"Kalau bisa, Bapak Plt Gubernur Aceh harus melobi segera sebelum sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi. Karena kita melihat, kalau dulu orang kita Aceh disini sangat takut kepada Polis, tapi sekarang rasanya digantung pun tidak masalah lagi, mereka datang ke kantor polis untuk mengadu karena sudah sangat susah," jelas Tgk Bukhari.
Tgk Bukhari menceritakan, kondisi warga Aceh yang bekerja di Malaysia, saat ini sudah sangat mendesak. Namun, lanjutnya, ingin memberikan uang atau bahan makanan pun, sudah ia lakukan semaksimal mungkin untuk membantu.
"Apalagi sekarang warung sudah ditutup semuanya, seperti keude Dato' Harun, sudah ditutup semuanya. Jadi, orang Aceh tidak boleh berjualan, itu contoh yang kita sampaikan. Kalau sampai dua atau tiga hari kedepan kita butuh bantuan dari Dato' Harun, kita tidak bisa lagi," ujarnya.
Makanya, kata Tgk Bukhari, Pemerintah Aceh tidak boleh tutup mata, harus ada inisiatif membantu warga Aceh seraya melobi kepada Pemerintah Malaysia agar warga Aceh di sana dipulangkan.
"Nanti kalau kondisinya mulai membaik, itu terserah lagi kepada masing-masing apakah mau kembali bekerja di Malaysia atau tidak. Atau terserah Kerajaan Malaysia masih mau menerima atau tidak, karena itu Undang Undang Negara. Sementara, mohon bantulah baik dengan uang atau apapun," harapnya.
Tgk Bukhari menyarankan, jika Pemerintah Aceh mau membantu memulangkan semua warga Aceh yang menjadi TKI di Malaysia, bisa menyewakan kapal laut untuk lebih mudah dan lebih murah biaya. Nanti terserah apakah melalui Penang, Perak atau Pok Klang. Kita sangat berharap, karena itu sangat mendesak," sarannya.
Tgk Bukhari mengaku berani menjamin, jika sudah sampai di Aceh, mereka tidak akan kelaparan di kampung halamannya sendiri, karena masih bisa bekerja ala kadar. Sementara di Malaysia, mereka tidak bisa bekerja dan tidak ada yang boleh bepergian kemana-mana.
"Itu prolem besar. Kalau tidak segera ditanggulangi, nanti jangan salah ketika semua orang Aceh mendatangi kantor polisi Malaysia melakukan sesuatu yang berbahaya, itu akan menjadi persoalan bangsa yang cukup besar kedepan. Sebelum hal itu terjadi, tolong Pak Plt Gubernur Aceh merespon segera. Jangan sampai ketika nama sudah tercemar baru merespon," pungkasnya.
Penulis: Hidayat. S