IJN - Gaza City | Kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza, menyatakan para anggotanya terlibat pertempuran sengit dengan tentara Israel di wilayah Jalur Gaza.
Pertempuran ini terjadi ketika militer Israel memperluas operasi darat di daerah kantong Palestina itu, sembari terus melancarkan serangan udara.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin 30 Oktober 2023, meskipun seruan gencatan senjata kemanusiaan menggema dari seluruh dunia, juga adanya kemarahan internasional dan potensi risiko terhadap sandera-sandera yang ditahan di Jalur Gaza, Israel semakin mengintensifkan perang melawan Hamas.
Perang yang dipicu oleh serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu itu diwarnai oleh rentetan serangan udara Israel, yang sejak pekan lalu mengumumkan perluasan operasi darat ke wilayah Jalur Gaza untuk mempersiapkan invasi darat secara besar-besaran yang bertujuan memusnahkan Hamas.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, mengatakan pada Minggu (29/10) waktu setempat bahwa para anggotanya 'terlibat dalam pertempuran sengit... dengan pasukan pendudukan (Israel-red) yang menyerang di wilayah Gaza bagian barat laut'.
Pernyataan ini disampaikan sayap bersenjata Hamas setelah militer Israel menyebut 'tahap' baru perang telah dimulai dengan serangan-serangan via darat sejak Jumat (27/10) lalu, yang merupakan peningkatan dari dua operasi singkat awal pekan lalu.
Pertempuran sengit itu terjadi saat para pemimpin dunia menekankan pentingnya meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang dilanda kehancuran akibat gempuran Israel secara terus-menerus. Seruan gencatan senjata di Jalur Gaza juga menggema dari berbagai belahan dunia.
Namun Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu justru menegaskan bahwa Israel akan menghadapi 'perang yang panjang dan sulit'.
Kelompok Hamas menyerbu wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober lalu dalam serangan paling mematikan dalam sejarah negara Yahudi itu.
Para pejabat Tel Aviv menyebut lebih dari 1.400 orang tewas, yang sebagian besar warga sipil, dalam serangan Hamas.
Sementara otoritas kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan lebih dari 8.000 orang, yang kebanyakan warga sipil dan nyaris separuhnya anak-anak, tewas akibat gempuran Israel selama tiga pekan terakhir.