IJN | Seorang koresponden TV Palestina dan 11 anggota keluarganya meninggal dunia di Gaza selatan usai terkena serangan udara Israel pada Kamis 2 November 2023.
Insiden itu terjadi ketika Abu Hattab bertugas menyampaikan laporan dari luar Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis dan mendokumentasikan kekejaman yang dilakukan Israel terhadap masyarakat Gaza.
Media Resmi Palestina pun berduka atas kematian Abu Hattab. Kantor berita mengatakan bahwa pembunuhan ini merupakan bagian dari genosida yang dilancarkan Israel.
Dalam sebuah laporan on-air, rekan Abu Hattab, Salman Al Bashir, mewartakan tewasnya sang jurnalis dengan penuh emosional.
"Kami tidak tahan lagi, kami kelelahan. Kami adalah korban. Satu-satunya perbedaan di antara kami adalah waktu kematian. Kami dibunuh satu demi satu," kata Al Bashir, dalam rekaman video yang diunggah Wakil Pengamat Tetap Palestina untuk PBB, Jumat (3/11).
Militer Israel belum memberikan komentar mengenai insiden ini.
Sejak perang Hamas-Israel pecah pada 7 Oktober lalu, Tel Aviv terus menggempur Gaza terutama setelah mengintensifkan serangan darat dan udara pada Jumat (27/10) pekan lalu.
Awal pekan ini, Israel menyerang kamp Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza yang setara dengan Hyde Park di London, dan menewaskan ratusan orang. Kamp yang menampung 16 ribu warga ini diserang dua kali oleh Negeri Zionis.
Pada Kamis (2/11), Israel kembali menyerang kamp Bureij hingga menewaskan 15 orang. Sejumlah orang pun hingga kini dilaporkan masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Rekan-rekannya Wartwan membawa jenazah jurnalis Palestina meninggal dunia kena serangan udara Israel.
Sumber:
CNNIndonesia