IJN - Jakarta | Ketua Badan Pembina Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengungkapkan kronologi upaya kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dia menjelaskan upaya mengudeta AHY mulai dilakukan sejumlah pihak sejak Desember 2020.
"Kita coba merunut dulu dari hal ihwalnya, dari sebulan yang lalu kami sudah memantau ada pergerakan yang tentu kami menganggap kalau pergerakan internal kan biasa dan pada setiap pengurusan dinamika internal itu biasa dan kami bisa selesaikan,"kata pemilik sapaan akrab Hero itu kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis 4 Februari 2021.
Selanjutnya, dia berkata, upaya itu berlanjut dengan menggelar pertemuan yang berlangsung pada akhir Januari 2021. DPP Partai Demokrat, menurut Hero, kaget ketika mengetahui keberadaan pihak eksternal yang terlibat dalam mengudeta AHY.
Dia melanjutkan, AHY langsung merespons gerakan-gerakan itu dengan mengonsolidasikan pengurus dari seluruh tingkatan, mulai dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) hingga Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
Dalam konsolidasi itu, menurutnya, pihaknya mendapati bahwa seluruh pengurus Demokrat di berbagai tingkatan dan wilayah solid mendukung AHY tetap menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
"Seluruh kader baik di tingkat pusat, di tingkat DPD, maupun DPC dan alhamdulillah 100 persen kader di seluruh tingkatan baik di DPP, DPD, maupun DPC solid dan menyatakan kesetiaan kebulatan tekad untuk tetap bersama dengan kepemimpinan mas AHY sebagai ketua umum Partai Demokrat,"ucap dia.
Hero menambahkan, pihaknya telah menerima sejumlah aduan dan bukti dari pengurus Demokrat di berbagai tingkatan serta wilayah yang menguatkan dugaan keterlibatan pihak eksternal dalam upaya kudeta terhadap AHY.
Menurutnya, DPP Partai Demokrat akan segera mengambil kesimpulan dan mengambil langkah lanjut terkait sejumlah aduan dan bukti tersebut.
"Kemudian juga ada pengaduan dari beberapa DPD dan pengaduan dan kemudian menjadi kesaksian para ketua DPC yang tentu ini menjadi bukti-bukti yang kuat bagi kami dewan pimpinan pusat untuk mengambil kesimpulan, bahwa ini ada gerakan-gerakan yang ditunggangi oleh pihak eksternal untuk mengambil alih secara paksa,"ujar dia.
Upaya kudeta terhadap AHY mulai terungkap ke publik pada Selasa (2/2), AHY sendiri yang mengungkap ke publik dengan berkata ada gerakan politik yang dilakukan pejabat lingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo yang berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.
Kepala Bappilu Partai Demokrat Andi Arief pun langsung berkicau dengan menuding Moeldoko di balik upaya pengambilalihan partainya secara paksa.
Merespons hal itu, Moeldoko meminta agar persoalan yang diungkap Partai Demokrat tak dikaitkan dengan pihak Istana.
"Jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi, jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi,"ucap Moeldoko dalam konferensi pers, Senin (1/2).
Setelah itu, politikus senior Partai Demokrat Syarief Hasan membenarkan bahwa nama-nama yang diduga terlibat isu kudeta terhadap AHY ialah Muhammad Nazaruddin, Marzuki Alie, dan Jhoni Allen Marbun.
Lalu, eks politikus senior Partai Demokrat HM Darmizal pun menyebut Moeldoko sosok yang baik untuk memimpin Partai Demokrat saat ini.
Menurutnya, Moeldoko memiliki karakter yang cocok untuk menjadi pemimpin Demokrat karena terbuka bertemu dengan semua orang atau kelompok. "Pak Moeldoko yang saya sebutkan tadi adalah seorang jenderal yang tidak memberikan psychological barrier, hambatan-hambatan seseorang, kelompok orang untuk bertemu dengan beliau,"ucap Darmizal dalam konferensi pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa (2/2).
Darmizal pun tak membantah bahwa dirinya dan sejumlah kader Demokrat pernah bertemu dengan Moeldoko.
CNN Indonesia