IJN - Bandung | Ada yang tak biasa di awal November 2019, tepatnya pada hari kedua 2 bulan November, di ajang West Java Festival 2019 di halaman Parkir Gedung Sate Jalan Diponegoro Kota Bandung. Event ini dihadiri ribuan pengunjung, dan digelar sejak satu hari sebelumnya hingga Minggu, 3 November.
Yang tak biasa itu, Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) yang baru, Edhy Prabowo didampingi moderator Yudi Nurul Ihsan, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad. Menteri MKP menerima 'curhatan' dari sekitar 17 nelayan dan pegiat perikanan dan kelautan di Jawa Barat.
"Yang hebat, Pak Menteri bersikukuh dan tak menghentikan acara, padahal hujan cukup deras. Akhirnya acara dialog lebih dari 45 menit berlangsung mulus. Ini digelar sambil berdiri. Kami kagum atas kesabarannya, semoga selamanya seperti ini melayani warga,” kata Mukhsin (47) nelayan asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Ia sengaja datang bersama rombongannya hanya ingin berkenalan dengan MKP baru pengganti Susi Pudjiastuti, tentu dengan tumpuan harapan baru - "Semoga Pak Menteri ini, dunia perikanan dan kelautan kita tambah cerah, tak banyak Permen-permen (Peratutran Menteri) yang membingungkan. Kami butuh pencerahan."
Pantauan redaksi, MKP Edhy Prabowo ditengah-tengah hujan yang mengawali musim hujan di Kota Bandung, setelah cukup lama diterpa kemarau, mencatat satu persatu keluhan para nelayan dan pegiat perikanan di Jawa Barat (pantai utara dan selatan).
"Jangan ragu mengontak saya, jika ingin mendiskusikan tentang kelautan dan perikanan. Bila ada waktunya, saya siap menerima itu. Jangan pakai marah-marah, bisa habis enerji kita. Kita pecahkan semua masalah bersama-sama sambil bakar ikan,” papar Edhy Prabowo dengan santai yang sempat memperkenalkan sosok istrinya Iis Rosita Dewi selaku anggota DPR RI 2019-2024 dari Fraksi Gerindra.
Stunting dan KJA
Acara ‘curhatan’ ini dihadiri oleh berbagai kalangan berkaitan dengan bidang perikanan dan kelautan di tingkat nasional maupun daerah Jawa Barat. Salah satunya Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail. Tampak merasa bungah karena acara yang berlangsung padat, diselingi acara bakar ikan laut sebanyak 1,2 ton yang dibagikan secara gratis ke segenap pengunjung, berlangsung mulus.
"Terpenting hari ini, sebagian warga Bandung dan Jabar kembali digugah kesadarannya untuk gemar makan ikan. Sedikitnya target 50 Kg lebih per tahun per capita bisa tercapai dalam waktu dekat. Pun masalah stunting (kekerdilan) bisa cepat teratasi,” papar Jafar Ismail yang diamini rekannya akademisi, Rita Rostika yang juga anggota Laboratorium Teknologi dan Perikanan Budidaya (TMPB) FPIK Unpad.
Sementara itu pengusaha dan pegiat industri perikanan dan kelautan Andi J Sunadim yang juga sebagai General Manager PT. Gani Arta Dwitunggal, yakni produsen alat budidaya 'Aquatec', ketika secara khusus stand pamerannya dikunjungi MKP Edhy Prabowo, kepada redaksi menyatakan rasa optimis beberapa Permen (Peraturan Menteri) yang selama ini menghambat industri perikanan di antaranya kerapu, lobster.
Termasuk peraturan kapal-kapal (buyer) ke para budi daya ikan di Nusantara, dalam waktu dekat akan direvisi. Juga, bakal memberikan solusi pemakaian KJA (Keramba Jaring Apung) untuk budidaya perikanan darat (danau) di waduk Cirata, Saguling, dan Jatiluhur.
"Ini momentum yang tepat, tadi juga Pak Menteri sudah memahami perihal harga KJA (Keramba Jaring Apung) offshore (lepas pantai) buatan Aquatec bisa lebih murah 45 persen harganya dengan kualitas yang jauh lebih unggul tentunya, karena bahan baku dan ukuran kami jauh berbeda dengan yang buatan Norwegia itu. Juga kami sudah punya KJA buat solusi penempatannya di tiga waduk di Jabar," tutup Andi J Sunadim.
Alhasil, menurut Rudi (29) dan Tatang (35) nelayan asal pantai utara Jabar yakni Cirebon, pertemuan hari ini dengan MKP Edhy Prabowo cukup membawa angin segar, menurutnya selama ini selalu serba tertutup dan sumpek..
"Dulu itu berdialog dengan Ibu Menteri sangat dibatasi, tadi kan tahu sendiri kita bisa curhat bebas dan semoga ada solusi buat kita semua nantinya,” tutup Rudi dan Tatang dengan wajah sumringah.
Penulis: Harri Safiari