20 Maret 2020 | Dilihat: 421 Kali
Golongan Darah A Lebih Rentan Corona, Berikut Faktanya
noeh21
Foto Ilustrasi/NET
 

IJN - Jakarta | Orang dengan golongan darah A lebih rentan terhadap infeksi Coronavirus baru, COVID-19. Sementara orang dengan golongan darah O lebih resisten. Hal ini berdasarkan studi pendahuluan terhadap pasien di China yang tertular Virus Corona.
 
Peneliti medis di China mengambil pola golongan darah dari sekitar 2.000 pasien yang terinfeksi virus di Wuhan dan Shenzhen, dan membandingkannya dengan populasi sehat setempat. Mereka menemukan bahwa pasien dengan golongan darah A menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi, dan gejala yang lebih parah.
 
Meski peneliti mengatakan studi ini masih terlalu dini, mereka mendesak pemerintah dan fasilitas medis untuk mempertimbangkan perbedaan golongan darah, ketika merencanakan langkah-langkah mitigasi atau merawat pasien COVID-19.
 
"Orang-orang dari golongan darah A mungkin perlu secara khusus memperkuat perlindungan diri untuk mengurangi kemungkinan infeksi," tulis para peneliti yang dipimpin oleh Wang Xinghuan dengan Centre for Evidence-Based and Translational Medicine di Zhongnan Hospital, Universitas Wuhan.
 
"Pasien yang terinfeksi, dengan golongan darah A mungkin perlu menerima pengawasan yang lebih waspada dan perawatan yang agresif," tulis Wang, dilansir dari The Star, Kamis, 19 Maret 2020.
 
Sebaliknya, menurut makalah yang diterbitkan di Medrixv.org pada 11 Maret lalu, menyebutkan golongan darah O memiliki risiko yang secara signifikan lebih rendah untuk penyakit menular dibandingkan dengan golongan darah non-O.
 
Dari 206 pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Wuhan, 85 orang di antaranya memiliki tipe darah A, lebih banyak 63 persen daripada 52 orang dengan tipe darah O. Pola ini ada pada kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda.
 
"Mungkin bermanfaat untuk mengenal golongan darah pada pasien dan tenaga medis, sebagai bagian rutin dari manajemen penanganan Covid-19 dan infeksi coronavirus lainnya, untuk membantu menentukan opsi manajemen dan menilai tingkat paparan risiko pada seseorang," ungkap Wang.
 
Studi ini dilakukan oleh para ilmuwan dan dokter dari kota-kota di seluruh China termasuk Beijing, Wuhan, Shanghai dan Shenzhen. Laporan ini belum ditinjau oleh sejawat, dan penulis mengingatkan bahwa mungkin ada risiko yang terlibat dalam menggunakan penelitian untuk memandu praktik klinis saat ini.
 
Sementara itu, Gao Yingdai, seorang peneliti dari State Key Laboratory of Experimental Haematology di Tianjin, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan temuan tersebut harus ditingkatkan dengan ukuran sampel yang lebih besar.
 
Meskipun 2.000 sampel bukanlah jumlah yang sedikit, namun jumlah itu tak seberapa dibandingkan jumlah total pasien terinfeksi coronavirus secara global yang telah mencapai 180 ribu orang.
 
Keterbatasan lain adalah penelitian ini tidak memberikan penjelasan yang jelas tentang fenomena tersebut, seperti interaksi molekuler antara virus dan berbagai jenis sel darah merah.
 
Menurut penelitian sebelumnya, perbedaan golongan darah telah diamati pada penyakit menular lain termasuk virus Norwalk, hepatitis B dan sindrom pernapasan akut (SARS).
 
"Studi baru mungkin membantu para profesional medis, tetapi warga tidak harus menganggap statistik ini terlalu serius. Jika kamu tipe A, tidak perlu panik. Itu tidak berarti Anda akan terinfeksi 100 persen," ujar Gao Yingdai.
 
"Jika kamu bergolongan darah O, itu tidak berarti kamu juga benar benar aman. Anda masih perlu mencuci tangan dan mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh pihak berwenang," ungkapnya.

VIVA
Kantor Media Indojayanews.com
Klik Di Sini
Jl. Cendana Utama, lr.Jampeitam I
Kecamatan Syiah Kuala.
Kota Banda Aceh
Provinsi Aceh
Email : redaksiindojaya@gmail.com


Redaksi menerima kiriman opini. Panjang opini 500 – 600 kata dan dikirim ke: redaksiindojaya@gmail.com