IJN - Jakarta | Gawean Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI) kian bertambah pasca HUT ke 21. Selain program Bea Siswa Mensarjanakan Jurnalis, juga mendapat restu dari Tenaga Ahli Kepala Staf Kepresidenan (KSP) membuat sebuah buku tentang kiprah IPJI selama 21 tahun mengarungi jagad Pers Indonesia.
"Maanfaatkan uang negara untuk membuat buku. Saya di kantor staf kepresidenan tahu persis posisi uang negara dapat digunakan untuk membuat buku," ujarnya meyakinkan yang disambut standing applaus seluruh hadirin baik yang offline maupun virtual di seluruh Indonesia.
"Hidup pak Ngabalin," pekik mereka antusias.
Bahkan bukan hanya restu. Lelaki kelahiran Fak Fak, Papua, yang lama nyantri di Gontor ini juga menyakini buku-buku yang dikeluarkan IPJI mendatang akan berkualitas.
"Dasarnya, karena usia IPJI sudah berusia 21 tahun. Bukan lagi kemarin anak sore," tandas Ngabalin, sehingga diharapkan punya dampak positif bagi anggota IPJI, masyarakat maupun berbangsa dan bernegara.
Seperti diketahui Ali Mochtar Ngabalin tampil dalam diskusi publik dalam bentuk webinar berlangsung pukul 20.00 - 21.00 tanggal 28 Oktober 2020, di Universitas Islam Attahiriyah (UNIAT) Jakarta. Ngabalin melakukan webinar di kantor staf kepresidenan. Acara tersebut juga diikuti selain Pengurus DPP IPJI juga para Pengurus DPW dan DPC IPJI yang ada di Indonesia. Ikut juga sebagai peserta diskusi berbagai kalangan.
Saat sesion tanya jawab, moderator Joseph Hutabarat SE, SH, MH meminta para peserta melakukan tanya jawab kepada Ngabalin. Di situlah gagasan muncul dari Agung Santoso, Ketua Forum Komunikasi Pimpinan Redaksi Media (FKPRM), Jawa Timur.
"Saya mengusulkan agar IPJI membuat buku," jelas Agung, sekaligus menyebut dua buah judul yang bisa diwujudkan dalam waktu dekat ini.
Pertama, "Membangun Kembali Karakter Bangsa Menuju Indonesia". Kedua "Aku Lahir di Indonesia, Aku Bekerja di Indonesia, Aku Berkarya untuk Bangsa dan Negara.
Ajakan Agung ini mendapat respon positif dari Ketua Dewan Pembina DPP IPJI, Mayor Jenderal TNI ( Purn) Hendarji Soepandji. Dia mengajak seluruh anggota IPJI membuat tulisan-tulisan dan karya buku yang membumi, ikut berpartisipasi terhadap program-program pemerintah.
"Kegiatan ini bukan sebagai wacana. Tidak berhenti pada acara ini," ujar Hendarji yang dikenal sebagai mantan Dan Puspomad, sekaligus pemerhati budaya di Indonesia.
Ngabalin, yang diminta responnya oleh moderator, langsung merestui dan mendukung ajakan tersebut.
"Yang terhormat pak jenderal sekaligus senior saya, saya mendukung. Saya tahu persis uang negara yang bisa dimaanfaatkan untuk membuat buku," jelas Ngabalin.
Usai acara, Ketum IPJI Lasman Siahaan SH, MH dan Sekjen Prof Dr Suherman Saji yang juga Rektor UNIAT didampingi ketua Yayasan Attahiriyah kepada pers akan menindalanjuti restu dari Ali Muchtar Ngabalin soal pembuatan 21 tahun kiprah IPJI.
"Nanti kita buat tim kecil minggu depan agar secepatnya dieksekusi," jelas Lasman.
Sementara HM Ngabil Syatiri memberikan restu agar kampus Attahiriyah ini dapat dimanfaatkan sebagai rumah IPJI.
"Sebuah kehormatan saya diterima di keluarga besar IPJI. Terima kasih ketua teman-teman," ujar Nabil. (Red)