25 Jul 2018 | Dilihat: 1057 Kali
Slamet Sebut KJA Offshore di Sabang Sudah Selesai Diperbaiki, Benarkah?
KJA Offshore buatan Norwegia milik KKP tampak rusak parah di pelabuhan BOKS Sabang. Foto: Harry
Banda Aceh | IJN - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Slamet Soebjakto, mengabarkan bahwa kondisi Keramba Jaring Apung (KJA) Offshore buatan Norwegia milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang berlokasi di laut Sabang, kini telah selesai diperbaiki, hanya tinggal satu unit lagi yang belum selesai.
"Di Aceh sudah diperbaiki tinggal satu yang belum selesai dan sebentar lagi akan ditarik ke tempatnya lg," kata Slamet Soebjakto kepada Indojayanews.com (IJN) pada Selasa (24/07/2018) via WhastApp.
Menurut Slamet, kerusakan KJA Offshore milik Kementerian Kelautan dan Perikanan itu karena dihantam kuatnya arus di kawasan tersebut.
"Namun khusus yang Sabang ternyata titik tempat KJA didirikan disitu adalah pas garis air (pertemuan dua arus) dan pas di lempeng bumi yang sangat rentan terjadinya arus dan gelombang kuat pada waktu waktu tertentu. Sehingga sedang dijajaki untuk digeser sekitar 100- 200 meter dari tempt tersebut," jelas Slamet.
Padahal menurut keterangan Slamet, penempatan KJA di Sabang, Aceh, telah dikaji secara matang oleh tim Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan. "Ya prinsipnya penempatan di ketiga lokasi sudah sesuai karena telah dikaji oleh team Litbang KKP dan telah mendapat persetujuan dari Aqua Kompetanse dari Norwegia," kata Slamet.
Namun, Pakar Perikanan Muhibuddin Koto, malah menyebut kerusakan yang terjadi pada KJA Offshore milik kementerian yang dipimpin Susi Pudjiastuti tersebut bukan hanya karena kesalahan tempat penempatan (lokasi) tapi juga karena spesifikasi KJA.
"Bukan hanya salah lokasi (arus dan gelombang), saya lihat juga ada masalah spesifikasi KJA itu sendiri. Waduh... banyak, dari hulu sampai dengan hilir bermasalah," ungkap Pakar Perikanan tersebut.
Muhibuddin Koto juga mengaku masih menyimpan banyak kekurangan lain yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Padahal selama ini media media besar selalu mencitrakan hal hal luar biasa Susi. Namun ternyata Pakar Perikanan malah mengaku memiliki data begitu banyak kesalahan dan kekurangan Susi.
"Apa masalah yang lain? Belum perlu saya uraikan di sini. Jika ada yang mau menerbitkan di Media besar, akan saya sampaikan," tegasnya.