IJN | Jakarta - Penerbangan Hercules dari Lanud Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan terpaksa dihentikan lantaran kondisi di Bandara Sis Aljufri Palu, mulai kacau.
Ribuan korban
gempa dan
tsunami yang hendak mengungsi ke luar
Palu memaksa naik ke pesawat hingga terjadi kekacauan di sana.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan saran kepada masyarakat untuk bersabar. Pasalnya, angkutan penerbangan tak bisa mengabaikan keselamatan hingga tak bisa sembarang orang bisa diizinkan naik pesawat.
"Soal blokade memang saya belum dapat informasi secara clear tapi saya di istana saya memang berbicara dengan protokoler istana, tentang adanya potensi blokade tersebut. Tentunya saya mengimbau pada penumpang agar sabar. karena pemerintah akan memberikan yang terbaik bagi semuanya," jelas dia di Gedung Karsa Kementerian Perhubungan, Senin (1/10/2018).
Baca Juga: BNPB : Korban Meninggal Gempa dan Tsunami Palu 384 Orang
Budi Karya menjelaskan, masyarakat perlu mengetahui mengenai standar dan prosedur penerbangan agar perjalanan aman.
"Jangan buru-buru. Karena apa? Karena satu kualifikasi dari domain penerbangan
safety adalah nomor satu. Kalau kita nggak tahu siapa yang berangkat, kemudian bawa apa. Itu mengkhawatirkan, bahkan dalam pemahaman kita lebih baik kita nggak pergi daripada kita pergi dengan suatu resiko," jelas dia.
Baca Juga:
Satu Desa di Palu Hancur Diterjang Tsunami, 20 Orang Tewas
Ia menjelaskan, prinsip dari evakuasi adalah keamanan. Maka dari itu Budi Karya mengatakan masyarakat perlu sabar.
"Ini untuk demi kebersamaan, mari kita jaga prinsip itu saya mendukung apa yang dilakukan oleh TNI AU. Dengan melakukan operasi kemanusiaan. Namun, minta juga ke masyarakat untuk toleransi, jangan melakukan pemaksaan," kata dia.
Hingga saat ini, baik keberangkatan maupun pengiriman relawan dan logistik melalui jalur udara dihentikan sementara oleh pihak Lanud sampai waktu yang tidak ditentukan. Akibatkanya, relawan dan keluarga korban masih tertahan di Lanud Hasanuddin.
Sumber: Detik