Universitas Dian Nusantara Jakarta (Undira) dan Universitas Malikussaleh (Unimal) Provinsi Aceh melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama. Foto. Humas Unimal Lhokseumawe
IJN - Lhokseumawe | Universitas Dian Nusantara Jakarta (Undira) dan Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, Provinsi Aceh melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama.
Dalam penandatanganan tersebut turut hadir perwakilan Undira, Sri Hesti, M.I.Kom Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial Undira bersama Dr. M. Nazarudin selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unimal.
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kuliah umum dengan tema "Intoleransi Musuh Bersama Dalam Kehidupan Kampus" di Gedung Akademik Center Cunda Fakultas Kedokteran Unimal, Lhokseumawe.
Turut hadiri perwakilan Unimal di antaranya Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerja Sama Unimal Dr. Ir. Azhari, M.Sc., IPM., Asean.Eng, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unimal Dr. Mukhlis, S.H., M.H,
Hadir juga Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Alfian, S.HI.,M.A serta Wakil Koordinator Tajar Lemhannas Mayjen TNI Rido Hermawan, M. Sc selaku pembicara utama.
Bahkan sejumlah 250 mahasiswa juga begitu antusias berpartisipasi dalam kegiatan ini dari awal hingga akhir.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unimal, Dr. Alfian, S.HI.,M.A mengatakan, Kerja sama antara dua universitas ini bertujuan untuk saling berkolaborasi dalam tiga aspek Tri Dharma perguruan tinggi. Pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang menjadi ruh aktivitas universitas diharapkan dapat terselenggara semakin optimal karenanya.
"Aktivitas yang dapat dilakukan bersama tidak terbatas pada seminar, perkuliahan, penelitian, publikasi, pelatihan saja, namun bentuk kegiatan lainnya juga dapat disepakati kemudian,"kata Dr. Alfian, Senin 30 Oktober 2023.
Dirinya berharap kerja sama tersebut dapat mendukung pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi dari kedua belah pihak, serta saling berkolaborasi dalam rangka meningkatkan akreditasi perguruan tinggi masing-masing.
"Berharap untuk seluruh PTS di Ibukota Jakarta sepatutnya dapat melakukan kerjasama dalam menguatkan Ketahanan Ekonomi di Aceh,"ucapnya
Menurutnya, Aceh (Khususnya Bireuen), dimasa perjuangan silam memiliki sejarah penting dalam perjuangan kebangkitan Indonesia, dan pernah juga menjadi ibu kota Indonesia pada 18 Juni 1948.
"Pertukaran Pelajaran, Riset dan Pengabdian Masyarakat sangat diperlukan Pemerintah Provinsi Aceh, Karena dampaknya akan memberikan model alur dan pola pikir baru bagi mahasiswa dalam berinovasi dan mengembangkan kreatifitas dalam membangun Negeri, khususnya di Aceh," demikian tutupnya.
Penulis: Ismail
Editor: Afrizal