IJN-Aceh Besar| Sarah Syakirah (17), santriwati yang duduk di kelas XI IPA Madrasah Aliyah (MA) Pesantren Modern Al-Manar, Aceh Besar ini berhasil lolos seleksi Jambore Pramuka Asia Pasifik Bangladesh-India Trip pada pertengahan tahun 2021 mendatang.
Putri pasangan Hasan Basri dan Fitri Hartini ini dinyatakan lolos seleksi setelah bersaing dengan dengan peserta pramuka lainnya dari berbagai Kabupaten yang dilaksanakan oleh Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Provinsi Aceh 25-27 September 2020 lalu di Banda Aceh.
Dalam mengikuti seleksi Jambore Asia Pasifik ini, selain membawa nama Pesantren Modern Al Manar, Sarah Syakirah juga mewakili Kwartir Cabang (Kwarcab) Aceh Besar.
Sarah beserta 15 peserta lainnya yang dinyatakan lulus seleksi dijadwalkan akan berangkat ke Bangladesh dan India pada tahun 2021 mendatang untuk mengikuti jambore tersebut.
Gigih dan tekun merupakan modal santriwati kelahiran Bireun 5 Februari 2004 ini. Pasalnya, selain berhasil menjadi peserta Jambore Asia Pasifik tersebut, Sarah juga dikenal sebagai santriwati yang berprestasi di kelas.
Sebelumnya, Ia bersama tim pramuka Pesantren Modern Al Manar juga pernah menjadi juara umum pada Lomba Perkemahan Penggalang Penegak (LP-3) Putri tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka Pesantren (GPP) Aceh pada Oktober 2019 yang lalu. Dan pada seleksi jambore ini, Sarah meraih peringkat 2 di antara 15 peserta lainnya yang lulus seleksi.
Sebelum mengikuti seleksi Jambore Pramuka Asia Pasifik Bangladesh-India tersebut, Sarah sangat serius mempersiapkan diri untuk bersaing dengan peserta lainnya, membaca buku berkenaan dengan sejarah kepramukaan, mengulang materi yang mengasah tentang scouting skill dan tarian saman. Selain itu, bimbingan guru pembimbing pramuka juga menjadi faktor kesuksesan Sarah.
Menurut Sarah, selain keilmuan tentang kepramukaan, faktor penguasaan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris juga menjadi salah satu skill yang dipertimbangkan untuk bisa lolos seleksi, mengingat betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi peserta selama jambore berlangsung.
“Alhamdulillah, dengan adanya disiplin berbahasa asing, Arab dan Inggris di Pesantren Modern Al Manar ini,khususnya Bahasa Inggris, sangat memudahkan saya mengikuti seleksi tersebut, saya bersyukur bisa sekolah di pesantren, sangat terbantu saat berkompetisi,”kata Sarah, Kamis 12 November 2020
“Meskipun masih pemula, tapi dengan pembiasaan wajib berbicara, berkomunikasi dengan kawan-kawan pesantren dengan Bahasa Arab dan Inggris, membuat saya lumayan mudah memahami Bahasa Inggris, karena sering membaca, mendengar dan berbicara di pesantren,”jelasnya
Prestasi Sarah lainnya yang tercatat adalah menjadi Duta Pramuka LP-3 Putri 2019, Adika Terbaik LP-3 Putri 2019, Rangking 1 di kelas dari kelas 1 MTS hingga Kelas 1 MA, Juara 1 Pidato Public Speaking Contest, dan Juara 2 Olimpiade Matematika yang diselenggarakan oleh Himatika Unsyiah.
Sarah berharap dengan lolosnya menjadi peserta jambore Asia Pasifik tersebut bisa menjadi loncatan untuk terus bersemangat dalam belajar dan menggapai kesuksesan di kemudian hari. Dan ia merasa sangat bersyukur menjadi santriwati di Pesantren Modern Al Manar dengan sistem dan disiplin yang berlaku dan bimbingan dari dewan guru dapat membentuk pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.
“ini juga tidak terlepas dari bimbingan dewan guru yang luar biasa dan doa orang tua, kedepannya saya berharap bisa meraih berbagai prestasi, banyak hal yang saya dapatkan di pesantren, insyaallah dari santri untuk dunia,”harap Sarah.
Di Hari Santri Nasional 22 Oktober 2020 yang lalu, dia mengajak teman-teman santri lainnya untuk terus bergerak, belajar untuk mempersiapkan masa depan yang gemilang.
Menurutnya, di pesantren benar-benar ia merasakan pendidikan selama 24 jam, apa yang ia rasa, apa yang ia lihat, apa yang ia kerjakan semuanya mengandung nilai-nilai pendidikan.
“Di pesantren semua kegiatan itu ada nilai pendidikannya, hanya saja, kadang saat kita jalaninya kita tidak menyadarinya, kapan sadar disaat kita sudah tamat atau saat mengikuti kegiatan di luar pesantren, maka jangan ragu masuk pesantren, kita benar-benar dididik, dibentuk, dibina , insyaallah kalau kita yakin dan sungguh-sungguh belajar, semua bisa kita raih,”Tutupnya
Sebelumnya, pada tahun 2018 yang lalu Pesantren Modern Al Manar juga mengirimkan santri mengikuti seleksi pertukaran pelajar Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (KL-YES), sebuah program pertukaran pelajar yang mentereng di Amerika Serikat (AS). Saat Itu Mirwandi juga santri kelas XI Aliyah Al Manar berhasil menjadi Duta Muda Indonesia dalam program tersebut yang menetap di Amerika selama setahun.
Sementara itu, pimpinan Pesantren, Tgk. Ikhram M. Amin, M.Pd, yakin dengan adanya sistem dan disiplin pesantren yang ketat serta adanya bimbingan dewan guru para santri dapat meraih berbagai prestasi. Menurutnya, Pesantren Modern Al Manar ini menerapkan sistem 24 jam pendidikan, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi santri selalu diarahkan untuk mendapatkan nilai-nilai pendidikan.
Ia berharap di usianya hampir 20 tahun pada 23 Juli 2021 mendatang, Pesantren Modern Al Manar terus berkarya, berkiprah mendidik santri menjadi generasi terbaik yang siap terjun, siap pakai di tengah-tengah masyarakat.
Sebagaimana diketahui, pesantren yang berada dibawah naungan Yayasan Bungong Jeumpa Al Azhar ini didirikan oleh Alm. H. Azhar Manyak atau yang lebih dikenal Abu Manyak Ulee Kareng yang mulai dibangun pada tahun 2000 dan mulai beroperasi pada tahun 2001.
Pesantren ini menganut sistem terpadu dan berasrama dengan kurikum yang terintegrasi antara Kurikulum Nasional yang berlaku, Kurikulum Dinas Dayah Aceh dan Kurikulum Gontor. Jumlah santri saat ini tercatat 1000 lebih terdiri dari santriwan dan santriwati, yang mana jumlah santri pada tahun pertama hanya 71 santri, dan baru pada tahun 2009 menerima santri putri.
Pada 23 Juli 2021 mendatang genap 20 tahun pesantren ini berkiprah, dan pesantren dengan sebutan Negeri satu Menara ini akan terus bertekad memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan sumber daya manusia dan menciptakan insan kamil yang memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual demi pembangunan agama, bangsa dan negara. (Red)