IJN - Pidie | Camat Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, menyampaikan keterbukaan menyambut dan mendukung Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) Hutan Adat Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh di Kecamatan setempat.
Hal tersebut disampaikan Camat Padang Tiji, Asriadi, S.Sos saat memberi sambutan pada penjemputan kembali mahasiswa MBKM USK Unggul-Hutan Adat di Gedung Balai Desa Kecamatan Padang Tiji, Sabtu 23 November 2024.
Camat Asriadi mengatakan Pemerintah Kecamatan Padang Tiji mendukung MBKM Hutan Adat USK dan berharap kolaborasi tersebut tetap berlanjut.
"Dedikasi mahasiswa luar biasa, program terobosan MBKM Hutan Adat oleh USK harus dilanjutkan, tidak boleh berhenti. Kami sangat mendukung, dan siap berkolaborasi kembali dengan USK dan mitra lain,"kata Camat Asriadi.
Pada kesempatan itu, Asriadi juga menyampaikan terima kasih kepada Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan dan seluruh tim panitia yang terlibat dalam menyukseskan MBKM Hutan Adat di Mukim Paloh dan Mukim Kunyet, Padang Tiji.
Sementara itu, PIC MBKM Hutan Adat, Dr. Teuku Muttaqin Mansur, M.H mengatakan, Mahasiswa MBKM Hutan Adat telah melaksanakan proses belajar dan mengabdi dalam wilayah adat Mukim Paloh dan Mukim Kunyet Kecamatan Padang Tiji selama dua bulan.
"Hari ini genap dua bulan sejak 23 September - 23 November 2024, adik-adik mahasiswa MBKM Hutan Adat USK belajar langsung di lapangan kami jemput. Selama dua bulan mahasiswa telah belajar banyak dan ikut berkontribusi bagi keberlanjutan kelestarian lingkungan dan sedikit membantu mendongkrak perekonomian masyarakat dalam kawasan hutan adat," katanya.
Menurutnya, hal ini adalah cara kampus mewariskan pengetahuan bagi generasi, apalagi USK melalui tim Pusat Riset Hukum, Islam dan Adat ikut andil atas lahirnya penetapan hutan adat di Aceh.
Muttaqin mewakili yang mewakili USK turut mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Pidie, khususnya Camat Padang Tiji, Imeum Mukim Paloh, Imeum Mukim Kunyet, para Keuchik dan perangkatnya, masyarakat hukum adat serta Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) Aceh yang telah menjadi mitra dalam pelaksanaan MBKM Hutan Adat perdana USK
"Semoga kedepan, tetap dapat berkolaborasi yang lebih luas lagi," harapnya.
Hikmal Lubis mewakili mahasiswa saat menyampaikan kesan dan pesannya selama berada di lokasi MBKM Hutan Adat mengatakan sangat terkesan dan rasa takjubnya melihat kehidupan masyarakat adat di kawasan tersebut.
"Saya bukan orang Aceh, Saya dari Sumatera Utara sangat terkesan dengan MBKM Hutan Adat ini. Sebelumnya kami tidak tau tentang mukim itu apa, hutan adat itu apa, kehidupan masyarakat hukum adat bagaimana. Dengan MBKM Hutan Adat ini telah membuka cakrawala kami, cukup banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang kami dapatkan, kedepan kami berharap MBKM Hutan Adat tetap dilanjutkan. Insya Allah saya akan kembali ke sini masuk kembali ke hutan adat menelusuri potensi-potensi hutan adat yang belum sempat kami gali selama ini", katanya.
Sementara itu Mukim Paloh Muhammad Nasir dalam sambutannya berpesan agar USK dan Mahasiswanya tidak melupakan mereka.
"Hutan adat ini ibarat anak masih bayi, perlu disapih, perlu bantuan semua pihak untuk mengkampanyekan dan menguatkan hutan adat kami. Ingat-ingatlah kami, ini belum selesai, ini masih muqaddimah. Kami sangat terbuka bagi siapa saja yang hendak berkolaborasi memajukan hutan adat," demikian tutupnya.