10 Jul 2020 | Dilihat: 2460 Kali
Aktivis: Apakah Aceh Dipimpin Preman atau Mantan Koruptor ?
Aktivis Sosial Aceh Timur, Darwin: IJN
IJN - Banda Aceh | Aceh tidak akan mengalami kemajuan jika dipimpin oleh mantan koruptor atau preman. Demikian pernyataan salah satu ketua organisasi di Aceh yang disampaikan kepada media, beberapa waktu lalu.
Pernyataan itu menarik perhatian Aktivis Sosial Aceh Timur, Darwin. Menurutnya, apa yang disampaikan oleh sosok ketua organisasi itu memang benar. Suatu daerah akan sulit maju jika dipimpin oleh koruptor.
"Tapi pertanyaannya, apakah Aceh saat ini dipimpin oleh mantan koruptor atau preman? Kenapa Aceh sulit maju dan terus berada di urutan daerah termiskin di Sumatera?," tanya Darwin, Jumat 10 Juli 2020.
Kepada Media INDOJAYANEWS.COM, Darwin menjelaskan, jika suatu daerah dipimpin oleh orang yang kepemimpinannya lemah, maka yang sejahtera hanya kelompok "preman" di lingkaran penguasa saja.
"Kelompok preman ini tentu akan berupaya mendapatkan untung sebanyak banyaknya selama pemimpin lemah tersebut berkuasa. Mereka akan berupaya menjilat sebaik mungkin agar setiap proyek dari anggaran daerah bisa mereka kuasai," katanya.
Kalau ada pihak lain yang ingin bergabung untuk membangun daerahnya lebih baik, lanjut Darwin, maka kelompok "preman" tersebut akan "kebakaran jenggot" dan menjelekkan, supaya keberadaan kelompok "preman" tetap aman dan terus berkuasa.
"Termasuk menggiring isu bahwa kepemimpinan sekarang penuh prestasi. Atau semacam menframming berita bahwa jangan pilih pemimpin lain selain yang sekarang. Yang lain itu mantan koruptor atau preman. Padahal terkadang secara tidak sadar, pernyataan seperti itu menunjukkan sikap premanisme," papar Darwin.
Aktivis Sosial Aceh Timur ini juga menegaskan, siapa pun boleh memimpin Aceh selama mau berjuang untuk rakyat secara nyata, bukan hanya janji manis dan pencitraan luar biasa. Sementara realita, Aceh terus terpuruk di jurang kemiskinan.
"Soal pencitraan di media, mau bicara seolah pemimpin terbaik sepanjang masa juga boleh. Tapi kenyataannya, bagaimana mengurus pelayanan publik, pengelolaan anggaran, dan kebijakan kebijakan yang menguntungkan rakyat. Kalau soal bicara burung pun bisa," ucap Darwin.
"Saran saya, kepala pemerintahan cobalah menyerap kritik dan saran dari masyarakat yang menginginkan kemajuan Aceh, bukan hanya mendengar bisikan para penjilat yang hanya mencari keuntungan pribadinya sendiri. Rakyat butuh perhatian pemimpin," demikian tegas Darwin menutup pernyataannya.
Penulis: Hidayat. S