IJN - Aceh Timur | Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Ronny Hariyanto, mengatakan dugaan penganiayaan perawat RSUD SAAS Peurelak, beberapa waktu lalu, oleh oknum pejabat tinggi Aceh Timur, merupakan pelanggaran HAM Berat dan bentuk nyata sikap radikal yang dipertontonkan seorang pemimpin atau pejabat negara.
"Jika memang benar kejadiannya begitu, oknum pejabat itu kan aktor Negara, jadi dalam hal ini patut diduga telah melakukan pelanggaran HAM Berat, melakukan perbuatan tidak patut terhadap kaum lemah yang notabene masyarakatnya sendiri yang seharusnya ia pimpin dan bimbing, tapi perbuatannya itu malah brutal dan berbau radikal," kata Ronny, Kamis 12 Desember 2019.
Menurut Ronny, apa yang dialami oleh perawat itu, juga merupakan bentuk nyata dari kesewenang-wenangan penguasa dan dampak dari matinya demokrasi di Aceh Timur selama ini.
"Karena masyarakat selama ini takut dan hanya diam, jadi makin lama mereka yang kuat semakin merajalela dan sewenang-wenang pada kaum lemah," ujar Ronny.
"Hari gini masih ada pejabat berani nendang masyarakat? Udah macam zaman penjajahan aja, itu jelas-jelas bentuk dari kesewenang-wenangan atas kaum lemah yang tertekan dan tidak berani bicara tentang apa pun yang mereka alami, itu juga dampak nyata matinya demokrasi di Aceh Timur," sebut Putera Idi Rayeuk berdarah Aceh - Minang itu.
Ronny meminta penegak hukum mengusut dugaan penganiayaan yang sangat melukai hati masyarakat tersebut. Dan dia menyerukan agar masyarakat untuk tidak takut-takut menyuarakan apa yang mereka rasakan selama ini.
"Penegak hukum harus menjamin rasa keadilan dalam hal ini, penganiayaan oleh oknum pejabat jelas pelanggaran HAM berat, jangan sampai masyarakat semakin tertekan dan marah," ungkap eks Ketua Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Provinsi Aceh tersebut.
Dia juga mendesak pihak terkait, mengusut apa penyebab kemarahan pejabat tersebut, hingga bersikap demikian, dan mengapa ia masuk RSUD tersebut tidak melalui IGD lebih dulu.
"Ya harus diselidiki juga apa ada kesalahan dari pihak RS, yang membuat pejabat itu begitu marah, kalau tidak ada sebab kan tidak mungkin juga dia tiba - tiba mengamuk dan sampai nendang orang, bisa jadi juga yang dialami pejabat itu sama seperti yang dialami masyarakat terkait buruknya pelayanan RS biasanya, sementara dia sedang kesakitan, kita harus adil dan berimbang meniliainya.Dan perlu diketahui juga mengapa ia langsung masuk ruang inap tanpa melalui IGD," kata Ronny.
Selain itu, Ronny juga menuturkan, insiden penganiayaan itu juga otomatis telah mencoreng citra pemerintahan yang dipimpin oleh Bupati Hasballah M Thaib (Rocky), yang selama ini telah berupaya membangun pemerintahan demokratis dan humanis di Aceh Timur.
"Bupati Rocky sibuk membangun, sedangkan yang lainnya malah merusak citra pemerintahan," ketusnya.
Ronny pun mengungkapkan, bahwa pihaknya akan segera berkordinasi dengan Komnas HAM, Kontras dan sejumlah LSM untuk mengawal kasus tersebut.
"Ya, kami akan berkordinasi, agar kasus tersebut berjalan pada rel keadilan, dan kesewenang-wenangan segera dihapuskan," pungkas Ronny menutup pernyataan singkatnya.
Penulis : Mhd Fahmi