IJN - Aceh Timur | Ketua Koperasi Maju Baru, Samsul, mengaku terganggu akibat pemblokiran rekening bank miliknya, akibat terjadinya perselisihan terkait pengelolaan dana Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), antara dirinya selaku ketua koperasi dengan sejumlah kelompok tani.
"Ya kerja kami terganggu, karena harus dihentikan, sementara alat berat dan biaya operasional kan tetap harus kita bayar," keluh Ketua Koperasi Maju Baru, Samsul, usai rapat bersama sejumlah anggota kelompok tani, di Peureulak, Selasa, (25/2) kemarin.
Namun menurut Samsul, sebenarnya pihaknya sudah menjalani prosedur sesuai mekanisme yang ada.
"Lahan yang kami kerjakan itu sudah sesuai dengan ketentuan sebagaimana data upload Dinas Perkebunan, dan dana Rp 700 juta tahap pertama yang sudah kami tarik, telah digunakan sebagaimana mestinya," ujarnya.
​​​
Dia juga mengaku sudah menggelar musyawarah bersama para petani yang memberinya surat kuasa sebelumnya pada desember 2019.
"Sudah, kita sudah pernah adakan musyawarah pada Desember 2019, ya ini mungkin miskomunikasi aja, mulai hari ini kita akan evaluasi lagi semuanya, dan setiap tahapan nanti akan kita musyawarahkan," cetus Samsul.
Sebelumnya, sejumlah petani dari beberapa kelompok tani mencecar Samsul dengan beberapa pertanyaan menohok dan komentar pedas dalam sebuah rapat yang digelar pihak koperasi yang dipimpinnya hari itu. Samsul dituding tidak lagi melibatkan petani setelah dana program PSR untuk Aceh Timur sebesar Rp 5 miliar dikelola koperasi Samsul itu cair.
Padahal menurut para petani, sebelumnya mereka menyerahkan surat kuasa kepada Samsul untuk program tersebut, agar diusulkan masing-masing 4 hektar lahan sawit mereka untuk di replanting.
Namun kenyataannya, mereka merasa ditinggalkan, bahkan Samsul sulit diajak komunikasi, Samsul juga dituding menggunakan dana tersebut untuk mengerjakan lahan lain di luar titik kordinat.
"Sejak dana cair, kami tidak dilibatkan lagi, dia sulit diajak komunikasi, bendahara koperasi saja mundur karena tidak dilibatkan dalam proses setiap pencairan dana, bahkan dia mengerjakan lahan yang ditolak untuk menerima manfaat program PSR," ungkap Sumarlin, salah seorang anggota kelompok tani, di bawah naungan koperasi Maju Baru, didampingi Ketua Kelompok Tani Seumanah Jaya, Tgk.Thaib dan Amansyah.
Untuk diketahui, dalam program PSR di wilayah Peureulak, Aceh Timur, kali ini, negara telah mengucurkan dana melalui dua koperasi, yang dicairkan secara bertahap, masing-masing kepada Koperasi Maju Baru, yang dipimpin Samsul Bahri, sekitar Rp 5 Miliar, dan kepada Koperasi Cacau Berkat Aceh, pimpinan Maulidar, sebesar Rp 9 Miliar.
Penulis : Mhd Fahmi