IJN - Bandung | Ratusan warga di bantaran sungai Citepus, yakni salah satu anak sungai Citarum di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tepatnya di sekitar Desa Cangkuang Wetan, dan Bojong Seureuh, tampak bersuka-ria mengikuti gelaran mancing gratis pada Minggu, 27 Oktober 2019.
Gelaran ini dilakukan, karena Satgas Citarum Harum Sektor 21-06 bersama warga setempat merasa bersyukur - program pengerukan sedimentasi sungai Citepus yang dalam 20 tahun terakhir belum pernah dilakukan, kini berakhir dengan sukses.
“Panjangnya sekikar 2 Km dengan lebar sungai brata-rata 8 M. Pengerukan pasir dan sampah rata-rata tebalnya sekitar 2 meteran. Ini kami lakukan bersama warga sekitar selama 4 bulan lebih,” papar Peltu Eddy sebagai salah satu anggota Satgas Citarum Harum sektor 21-06 Citepus.
Masih kata Eddy, gelaran mancing gratis yang diramaikan dengan memanggungkan kegiatan seni dan budaya dari warga setempat, di antaranya para pemancing dihibur group etnik ‘Lalanang Jagat, menurutnya: ”Kegiatan ini, masukan dari para ketua RW setempat.”
Terbetik sejumlah harapan lanjut Eddy, khususnya warga yang berada dibantaran sungai Citepus kini semakin mencintai keberadaan sungai ini. “Tentu saja program Citarum Harum yang lamanya 7 tahun sejak keluarnya Perpres No. 15 Tahun 2018, diharapkan bisa sukses dalam jangka panjang, bukan untuk saat ini saja.”
Kata Warga dan Yusep Sudrajat
Sementara itu Dadang Supriatna (29) warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai Citepus merasa lega dan berterima kasih kepada Satgas Citarum Harum, karena dalam waktu satu tahun lebih telah berupaya me-revitalisasi sungai Citepus, demi pengembalian ekosistem dan penataan DAS (Daerah Aliran Sungai ) Citarum:
“Semoga amal baik bapak-bapak TNI mendapat balasan setimpal. Kami pun sekarang merasa hidup di lingkungan yang lebih sehat.”
Sementara itu Komandan Sektor 21 Satgas Citarum Harum, Kol. Inf. Yusep Sudrajat yang dihubungi secara terpisah, terkait gelaran yang diinisiasi tim-nya dan warga di sekitar bantraan sungai Citepus yang sudah lama terkenal karena kandungan polusi sungai ini:
“Sebelumnya, memang sudah timbul semacam apatisme dan frustrasi bagaimana me-revitalisasi sungai ini. Pasalnya, alat berat pun susah masuk ke area ini. Berkat kerjasama dengan warga sekitar, akhirnya alat berat ada akses jalan, dan bisa mengeruk sedimentasi yang bertahun-tahun, menghambat lajunya air. Harapannya, program ini bisa memantik warga untuk lebih peduli pada lingkungan, lebih aktif pula mensukseskan program Citarum Harum."
Penulis: Harri Safiari