IJN - Aceh Singkil | Dengan kondisi cuaca buruk disertai gelombang tinggi dan tiupan angin kencang melanda wilayah Kabupaten Aceh Singkil sejak beberapa pekan belakangan ini, membuat sejumlah nelayan tradisional daerah setempat enggan melaut.
"Karena kondisi cuaca saat ini kurang bersahabat, mengakibatkan para nelayan enggan pergi melaut untuk mencari nafkah," ucap Maswardin Daeli, Panglima Laot Gosong Telaga Selatan Kecamatan Singkil Utara, Jum'at, 08 Mei 2020.
Dikatakan, meski saat ini hasil tangkapan nelayan tergolong sepi, mereka enggan memaksakan diri untuk pergi melaut yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
Maswardin mengatakan, biasanya bila kondisi cuaca bersahabat para nelayan dapat membawa pulang hasil tangkapannya mencapai 100 kg. Namun, ditengah kondisi saat sekarang ini mereka hanya bisa membawa hasil tangkap sekira 30 kg.
"Sementara untuk pergi sekali melaut, paling tidak rata-ratanya para nelayan harus menyediakan 20 liter BBM. Melihat kondisi cuaca saat ini, sambil menunggu cuaca kembali normal, para nelayan memilih tidak melaut dari pada terjadi kecelakaan," ujarnya.
Sementara salah seorang pengepul ikan, Tengku Ismail mengaku untuk memenuhi pasokannya, sudah hampir dua pekan ini membeli ikan dari luar Aceh Singkil.
Meski mengambil ikan dari daerah tetangga Aceh Selatan, harga jual belinya tidak terlalu jauh berbeda dari nelayan lokal. "Seperti ikan dencis ini dijual hanya Rp.20.000 per kilogramnya," ujarnya.
Begitu pun, ditengah Pandemi virus corona tidak ada penurunan daya beli masyarakat untuk membeli ikan. "Biasa dalam satu hari bisa menghabiskan 4-5 fiber ikan," ungkap Ismail.
Penulis : Erwan